Partai Berkarya Akan Bantu Petani Pasarkan Produknya Langsung ke Konsumen

Tommy Soeharto menegaskan revitalisasi sektor pertanian dan peternakan akan membuat perekonomian Indonesia maju pesat.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2019, 17:03 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2019, 17:03 WIB
Yusron/Liputan6.com
Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto menegaskan revitalisasi sektor pertanian dan peternakan akan membuat perekonomian Indonesia maju pesat.

"Indonesia negara agraris, saya yakin jika pertanian dan peternakan direvitalisasi, perekonomian Indonesia akan maju,” ujar Tommy di sela grand opening Goro Cibubur, Gunung Putri, Bogor, Minggu (7/4/ 2019).

Revitalisasi menggunakan konsep ekonomi kerakyatan. Menurutnya, ekonomi kerakyatan memungkinkan petani dan peternak berkembang dan menentukan masa dapan perekonomian Indonesia.

"Jika konsep ini diterapkan presiden terpilih kelak, terutama revitalisasi pertanian dan peternakan, dalam waktu tidak lama perekonomian Indonesia akan maju," ujarnya.

Pembangunan ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal akan membuat sektor pertanian, peternakan, perkebunan rakyat, dan nelayan, terlibat dalam pembangunan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.

Di sektor pertanian, Partai Berkarya memberi bukti dengan penyediaan pupuk bregadium hypernano ke petani di beberapa daerah seperti Kabupaten Purbalingga. Uji percontohan di lima titik memperlihatkan pupuk teknologi tinggi itu meningkatkan hasil panen sampai 35 persen.

"Kita juga akan membantu petani memasarkan hasil produksi," ujarnya. "Selama ini, petani menikmati harga rendah dan konsumen terbebani harga tinggi. Ini semua akibat mata rantai perdangan yang sangat panjang."

Menurut Tommy, Partai Berkarya berusaha membantu petani memasarkan produknya langsung ke konsumen dengan menghadirkan toko grosir Goro. Cara ini akan membuat petani menikmati harga lebih baik, dan konsumen tidak terbebani harga tinggi.

"Selama ini mata rantai yang panjang tidak hanya merugikan konsumen, tapi juga membuat petani tidak pernah makmur," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya