Liputan6.com, Jakarta - Pihak otoritas Filipina melalui Pelaksana tugas Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, menyebut ada dugaan keterlibatan warga negara Indonesia dalam tragedi bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo. Meski demikian, pemerintah Indonesia menyebut informasi tersebut masih sepihak.
"Saya sampaikan bahwa itu berita sepihak, BNPT dan Kemenlu sudah melakukan pengecekan dan koordinasi sampai sekarang belum selesai, bahwa itu belum tuntas, masih otoritas Filipina sendiri, pihak Kepolisian, pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah terorisme sedang menjajaki, sedang mengusut, sedang memastikan ini siapa," ucap Menkopulhukam Wiranto di kantornya, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Wiranto berharap pemerintah Filipina tidak terburu-buru menuduh WNI di balik aksi yang menewaskan 22 orang dan 100 lainnya luka-luka.
Advertisement
"Jadi tidak buru-buru divonis bahwa itu orang Indonesia. Jadi kembali tadi, jangan kita terjebak kepada pernyataan sepihak, kita tunggu saja," ujar Wiranto.
Wiranto mengatakan, pihak pemerintah Indonesia sudah mengirim orang untuk mengecek kebenaran terlibatnya WNI dalam serangan bom tersebut. Mereka adalah dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Luar Negeri.
"BNPT dan Kementerian Luar Negeri sedang melakukan penjajakan. Bahkan kita akan mengirim orang ke sana untuk memastikan bagaimana duduk masalahnya," jelas Wiranto.
Kronologi Bom
Bom ganda meledak di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Minggu 27 Januari 2019. Bom ganda pertama kali meledak di dalam katedral saat misa akan selesai.
Sementara itu, bom kedua meledak di tempat parkir beberapa saat setelah bom pertama meledak.
Beberapa jam kemudian setelah tragedi tersebut, ISIS mengklaim sebagai dalang dalam ledakan melalaui corong kantor berita AMAQ, kantor berita ISIS di Asia Tenggara. Â
Â
Simak video pilihan berikut:
Advertisement