92 Orang Tewas, Ini Deretan Fakta Dampak Banjir Sentani Papua

Selain korban tewas, jumlah warga di Distrik Sentani Papua yang dilaporkan masih hilang akibat banjir bandang tercatat mencapai 206 orang.

oleh Maria Flora diperbarui 19 Mar 2019, 20:04 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 20:04 WIB
Rumah hingga Helikopter Terseret Banjir Bandang Sentani
Sebuah pesawat twin otter rusak pasca terseret banjir bandang dan menutupi lapangan terbang di Kabupaten Sentani, Jayapura, (17/3). Banjir bandang Sentani menewaskan 70 orang dan puluhan luka-luka. (AFP/Netty Dharma Somba)

Liputan6.com, Jakarta - Korban banjir bandang yang menerjang Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua terus bertambah. Hingga Selasa (19/3/2019) siang, jumlah korban tewas yang berhasil ditemukan berjumlah 92 orang.

Sementara, mereka yang dikabarkan hilang diperkirakan telah mencapai ratusan dan ada sekitar 9.000 lebih warga yang meninggalkan rumahnya dan memilih untuk mengungsi.

Adapun upaya pencarian para korban hingga memasuki hari keempat terus dilakukan Tim SAR gabungan. Banjir bandang yang menerjang Distrik Sentani sebelumnya terjadi pada Sabtu malam, 16 Maret 2019.

Hujan deras yang terus mengguyur kawasan tersebut memutus Jalan Raya Sentani-Kemiri, Kabupaten Jayapura. Bahkan material lumpur dan kayu gelondongan ikut terbawa masuk ke dalam Komplek Lanud hingga tak sedikit rumah warga yang mengalami rusak parah.

Berikut fakta banjir bandang yang menerjang Sentani Papua: 

206 Orang Hilang

Banjir Bandang di Sentani
Rumah-rumah yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan lebih dari 60 orang tewas. (Netty Dharma Somba / AFP)

Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di Kota Jayapura, jumlah warga yang dilaporkan masih hilang hingga Selasa (19/3/2019) sebanyak 206 orang.

"Data hingga sore ini sebanyak 206 orang. Terdiri dari 75 orang dilaporan di Pos Induk Sentani dan 131 laporan di Bid Dokkes Polda Papua dari keluarga dan masyarakat," kata Kombes Pol AM Kamal dilansir Antara.

Mereka yang hilang lanjut Amal dilaporkan berasal dari Kampung Milinik sebanyak 34 orang, BTN Gajah Mada 20 orang, Kompleks Perumahan Inauli 7 orang.

Selanjutnya dari Kampung Bambar jumlah warga yang hilang ada empat orang, BTN Bintang Timur 2 orang, BTN Sosial 4 orang, di Komba 1 orang, di Taruna Sosial 3 orang dan yang sebanyak 131 orang merupakan laporan yang diterima oleh Bid Dokkes Polda Papua. 

Kerahkan 15 Anjing Pelacak

Rumah hingga Helikopter Terseret Banjir Bandang Sentani
Puing-puing dan batang pohon yang tersapu banjir bandang di Kabupaten Sentani, Jayapura, (17/3). Banjir bandang Sentani menewaskan 70 orang dan puluhan luka-luka. (AFP/Netty Dharma Somba)

Untuk mencari ratusan warga yang masih hilang, 15 ekor anjing pelacak dikerahkan untuk mencari para korban banjir.

"Untuk membantu proses pencarian keluarga korban, Polda Papua menurunkan tim K-9 (anjing pelacak) sebanyak 15 ekor, terdiri dari 6 ekor dari Jakarta dan 9 ekor dari Polda Papua," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Belasan anjing pelacak diterjunkan lantaran masih banyaknya material kayu yang bercampur lumpur hingga membuat proses pencarian para korban terkendala.

Dedi berharap dengan bantuan K-9 tersebut dapat mempercepat proses pencarian terhadap korban yang belum ditemukan.

Jumlah Pengungsi 9.580 orang

Korban Banjir Bandang di Sentani
Korban banjir bandang di Sentani. (Liputan6.com/ Katharina Janur)

Sebelumnya, jumlah pengungsi terdampak banjir bandang yang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mencapai 6.831 orang. Namun, hingga Selasa sore, jumlah tersebut bertambah sekitar 3.000 jiwa menjadi 9.580 orang.

"Data terkini jumlah pengungsi mencapai 9.580 orang yang ditempatkan di beberapa titik atau lokasi," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal.

Kamal merincikan jumlah pengungsi sebanyak itu di antaranya berada di Posko Induk Gunung Merah sebanyak 1.453 orang, kompleks Gajah Mada sebanyak 1.450 orang, di Panti Jompo sebanyak 23 orang dan di kompleks HIS sebanyak 600 orang.

Lalu, di Doyo Baru bertempat di Gereja Advent sebanyak 153 orang, kompleks Bintang Timur sebanyak 600 orang, kompleks Permata Hijau sebanyak 120 orang dan SIL 1000 orang.

Kemudian di Doyo Lama sebanyak 203, lalu di Gereja Doyo Lama sebanyak 1.000 orang, di GOR Toare sebanyak 170 orang, di Asrama Himles sebanyak 50 orang, Rindam 220 orang, di Kampung Netar 43 orang dan di Kompi D sebanyak 108 orang.

351 Rumah di Sentani Rusak Berat

Rumah hingga Helikopter Terseret Banjir Bandang Sentani
Sebuah alat berat berusaha mengevakuasi puing-puing dan batang pohon yang tumbang asca banjir bandang di Kabupaten Sentani, Jayapura, (17/3). Banjir bandang Sentani menewaskan 70 orang dan puluhan luka-luka. (AFP/Netty Dharma Somba)

Tidak hanya korban jiwa, terjangan banjir bandang membuat ratusan warga di Distrik Sentani tak lagi memiliki tempat tinggal karena rusak berat.

"Berdasarkan data atau laporan yang masuk, sebanyak 351 rumah rusak berat," ungkap Kamal.

Sejumlah bangunan sekolah, toko dan satu pasar dilaporkan juga tak luput dari bencana alam tersebut.

"Delapan bangunan sekolah rusak berat, 104 rumah toko rusak berat, satu pasar juga dilaporkan rusak dan lima unit roda empat terendam air serta 30 unit kendaraan roda dua juga terendam air," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya