Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru tari bernama Budi Hartanto (27) ditemukan tewas di dalam koper yang ditemukan di semak-semak dekat sungai di Desa Karanggondang, Kecamatan Udan Awu, Blitar, Jawa Timur. Ia diduga menjadi korban mutilasi.
Hingga saat ini, polisi masih terus memeriksa saksi-saksi di balik penemuan jenazah Budi yang diduga jadi korban mutilasi dan ditemukan di dalam koper.
Baca Juga
Penyelidikan yang dilakukan oleh polisi terus berkembang. Kasus ini pun diambil alih Kepolisian Daerah Jawa Timur atau Polda Jatim.
Advertisement
Pemeriksaan jumlah saksi pun sudah bertambah. Dari 12 orang yang diperiksa, kini sudah bertambah menjadi 13 orang saksi.
Berikut tiga kabar terkini terkait penemuan jasad Budi Hartanto yang diduga menjadi korban mutilasi dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Diambil Alih Polda Jatim
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) mengambil alih kasus mutilasi Budi Hartanto (27), seorang guru tari yang ditemukan tewas dalam koper di daerah Blitar. Sebanyak 12 orang saksi langsung diperiksa, termasuk teman dekat korban.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Barung Mangera, kepada Liputan6.com mengatakan, Subdit Jatanras Ditreskrimum terjun langsung mengambil alih dugaan kasus mutilasi karena TKP penemuan mayat tersebut berada di wilayah perbatasan Blitar dan Kediri.
"Ada dua kemungkinan pembunuhan terjadi di Blitar atau bisa juga di Kediri, jadi ada dua lokasi dalam kasus ini," tutur Barung, Jumat, 5 April 2019.
Barung menjelaskan, perlu koordinasi langsung dari Polda terhadap dua wilayah hukum ini. Jadi, proses penyelidikan juga semakin cepat, dan upaya kasus ini bisa segera terungkap.
"Kasus ini menang harus ditangani secara cepat, sebab media sudah menyiarkan beritanya. Khawatir pelaku melarikan diri atau membuang barang bukti," katanya.
Barung menyampaikan, ada beberapa hal yang belum dipublikasikan untuk kepentingan pengungkapan kasus mutilasi ini. Masalah ini harus dihormati demi pengungkapan kasus.
"Saat ini kami hanya memeriksa 12 orang saksi, termasuk orang-orang terdekat korban. Sedangkan informasi yang lainnya mengenai kasus ini masih belum bisa kami sampaikan, karena masih dalam proses pengungkapan," ujar Barung.
Â
Advertisement
2. Dibunuh karena Dendam Asmara?
Polda Jatim terus membuka berbagai kemungkinan atas kasus mutilasi yang menimpa guru tari, Budi Hartanto (28).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, tim forensik menganalisis luka yang ditemukan di tubuh korban untuk mengetahui durasi waktu penganiayaan hingga korban ditemukan meninggal dunia.
"Di antaranya luka sayatan di tangan," tutur Barung.
Barung menyampaikan, analisis luka pada tubuh korban diperlukan sebagai bagian dari proses merangkai peristiwa dengan petunjuk-petunjuk lainnya yang ditemukan penyidik, termasuk untuk menemukan siapa pelaku dan motifnya.
"Motifnya apa baru diketahui kalau pelakunya sudah ditemukan, begitu urutannya," kata Barung.
Barung mengungkapkan, muncul spekulasi motif pelaku membunuh korban karena dendam, dipicu masalah asmara atau lainnya. Spekulasi dendam dilihat dari cara pelaku membunuh korban. Namun, hal itu perlu dibuktikan.
"Karena sepeda motor korban hilang. Bisa jadi motif lain," ucapnya.
Â
3. Saksi Bertambah, 9 Sudah Diperiksa
Barung mengatakan, pihak yang sudah dimintai keterangan saat ini bertambah menjadi 13 orang.
Terkait identitas pelaku, polisi sudah mengantongi beberapa petunjuk. Namun, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Barung Mangera meminta untuk tetap bersabar sebelum diungkap.
"Sudah mengerucut. Sabar, kasus ini pasti terungkap tuntas," kata Barung.
Sementara itu, sembilan orang yang diperiksa terkait Budi Hartanto diduga adalah teman korban. Mereka diperiksa di ruang unit secara bergantian oleh penyidik.
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Andi Purnomo mengatakan, mereka diduga tahu soal keseharian korban. Tidak menutup kemungkinan ada yang mengetahui pembunuhan serta mutilasi Budi Hartanto.
Dia menyampaikan, pemeriksaan saksi-saksi masih terus berjalan. Sudah ada sembilan saksi yang dimintai keterangan.
"Sementara berapa ya? Mungkin sembilan. Persinya kita belum tahu, karena berjalan terus," tutur AKP Andi Purnomo, Sabtu, 6 April 2019.
Terkait kasus ini, pihak Polres Kediri Kota bertugas untuk mem-back up penanganan kasusnya bersama Polres Kediri dan Polres Blitar, Jawa Timur.
Ia belum bisa menyampaikan secara penuh perkembangan penyelidikan perkara ini. "Perkembangan mohon bantuan dan doanya nanti kita sampaikan lebih lanjut, mungkin juga beliaunya dari Polda yang menyampaikan," kata Andi.
Advertisement