Kemendes PDTT Gelar Festival Pranata Adat dan Budaya untuk Perdamaian Parigi Moutong

Melalui Festival Pranata Adat dan Budaya, Kemendes PDTT ingin mendorong terciptanya pembangunan desa yang kondusif dan suasana berdesa yang damai dan berkeadilan sosial.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 10 Apr 2019, 19:36 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 19:36 WIB
Kemendes PDTT Gelar Festival Pranata Adat dan Budaya untuk Perdamaian Parigi Moutong
Festival Pranata Adat dan Budaya untuk perdamaian di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah.

 

Liputan6.com, Parigi Moutong Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) gelar Festival Pranata Adat dan Budaya untuk perdamaian di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah pada Selasa (9/4).

Digelarnya festival di kecamatan Ampibabo bertepatan dengan HUT Kabupaten Parigi Moutong dengan Agenda kegiatan diantaranya yakni festival pagelaran adat dan budaya, pameran usaha kecil dan menengah, pawai Adat dan budaya serta ikrar perdamaian oleh masyarakat Parigi Moutong yang disaksikan langsung oleh Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu, Dirjen PDTu Kemendes PDTT yang diwakili oleh Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik, Hasrul Edyar serta para pimpinan daerah Kabupaten Parigi Moutong.

Hasrul Edyar menuturkan bahwa Kemendes PDTT menyelenggarakan kegiatan ini untuk mendorong terciptanya pembangunan desa yang kondusif dan suasana berdesa yang damai dan berkeadilan sosial.

“Intinya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa," tegas Hasrul.

Hasrul menekankan bahwa keberhasilan pemerintah baik di level pusat, daerah sampai dengan level desa untuk mensukseskan pembangunan berkelanjutan sangat tergantung kekompakan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat.

“Kompak untuk saling menjaga keragaman dan berbhineka tunggal ika dalam negara kesatuan Republik Indonesia," tutup Hasrul.

Lebih lanjut, Hasrus mengharapkan dengan festival ini dapat lebih mempererat rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

"Festival Pranata Adat diharapkan dapat mewujudkan dan mengaktifkan kembali penguatan lembaga kemasyarakatan desa sebagai forum perdamaian desa guna meningkatkan ketahanan masyarakat baik di sisi sosial maupun di sisi budaya dan ketahanan ekonomi," ujarnya.

 

Bupati Parigi Moutonh, Samsurizal Tombolotutu
Bupati Parigi Moutonh, Samsurizal Tombolotutu.

Di kesempatan yang sama, Bupati Parigi Moutonh, Samsurizal Tombolotutu mengatakan bahwa festival pranata adat dan budaya yang bertepatan dengan momentum Pemilu dan Pilpres 2019 ini sangat pas karena tensi politik saat ini cukup tinggi yang berpotensi memecah belah masyarakat karena pandangan politik.

Oleh karena itu, Samsurizal meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk dapat hidup rukun dengan sesama.

“Saya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat yang hadir khususnya masyarakat di Kabupaten Parigi Moutong untuk selalu menjaga kerukunan dan menghindari adanya gesekan antar warga, karena sebenarnya perang itu tidak ada yang menang atau yang kalah, yang ada hanya masyarakat yang akan hancur dan susah karena konflik yang diciptakan," tegas Samsurizal.

Festival dihadiri oleh Bupati Parigi Moutong, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Kemendagri, Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana, Kemenko PMK, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial, Kemensos, Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Kemenko POLHUKAM, Kepala Kesbangpol Kabupaten Parigi Moutong, Kepala Bappeda Kabupaten Parigi Moutong, Kepala Dinas PMD Kabupaten Parigi Moutong dan masyarakat Parigi Moutong.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya