Ribuan Buruh Minta Polisi Buka Jalan Menuju Istana

Polisi beralasan Bundaran HI tidak diperuntukan sebagai lokasi menyerukan pendapat.

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Mei 2019, 13:04 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 13:04 WIB
Hari Buruh-Mayday 2017-Reog-Jakarta- Helmi Afandi-20170501
Massa buruh berjalan menuju Istana Negara saat aksi Hari Buruh di Jakarta, Senin (1/5). Dalam aksinya para buruh meminta sistem kerja kontrak dan upah rendah dihapus. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh terus meminta dibukakan jalan untuk menuju Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka masih tertahan di Jalan Sudirman arah Bundaran Hotel Indonesia (HI) atau di depan Halte Transjakarta Tosari.

Pantauan Liputan6.com beberapa kali perwakilan dari para buruh bernegosiasi dengan petugas Kepolisian yang berajaga. Akan tetapi, pihak Kepolisian tidak berkeanan membuka barisan.

Polisi beralasan Bundaran HI tidak diperuntukan sebagai lokasi menyerukan pendapat. Sebab hal tersebut bertentangan dengan Pergub Nomor 232 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka.

"Kita aksi damai, kita hanya ingin lewat. Kita ingin ke Istana Negara," kata seorang orator di atas mobil komando, Rabu (1/4/2019).

Sebelumnya, May Day 2019 akan diperingati puluhan ribu buruh di Jakarta. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, ribuan personel gabungan Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta dikerahkan ke dua lokasi perayaan Hari Buruh di Jakarta, (Rabu (1/5/2019).

"Ada dua lokasi, pertama di lokasi Istora Senayan kita siapkan sekitar 1.500 personel gabungan dan kedua di Istana Negara ada 25.000 personel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.

Di Istana Negara, kata Argo, buruh akan menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Sementara di Istora Senayan akan diadakan ceramah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Aksi Damai

Ribuan Buruh 'Menyemut' di Bundaran HI
Demo buruh digelar dalam rangka peringatan hari Hak Azasi Manusia (HAM) dan untuk menolak kenaikan harga BBM serta menuntut kenaikan UMP, Jakarta, Rabu (10/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan serikat buruh di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat 24 April. Dalam pertemuan tersebut, sejumlah poin usulan disambut baik oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menyampaikan, dengan respons positif dari Presiden Jokowi itu, aksi buruh atau May Day 2019 akan semakin kondusif, tertib, dan berjalan aman.

"Sudah sembilan kali waya langsung memimpin aksi May Day dengan jumlah massa buruh yang sangat besar dan kami membuktikan aksi sebesar apapun bisa berjalan aman dan damai," tutur Andi dalam keterangannya, Rabu (1/5/2019).

Menurut Andi, May Day 2019 terasa lebih istimewa lantaran tercapainya kesepakatan antara Presiden Jokowi dengan para pimpinan serikat buruh. Di antaranya Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPI Said Iqbal, Presiden KSBSI Mudofir, Presiden SARBUMI Syaiful, Presiden KSN, Muchtar, dan Presiden KPBI Ilhamsyah.

"Presiden Jokowi merespons sangat positif usulan-usulan pimpinan-pimpinan buruh seperti revisi PP 78 soal Pengupahan yang menjadi polemik panjang. Segera di revisi dengan membentuk tim bersama yang terdiri dari pimpinan buruh, pengusaha, dan Pemerintah untuk mencari formula terbaik revisi PP 78 yang dapat diterima buruh, pengusaha, dan pemerintah," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya