Prabowo Minta Petugas KPPS yang Meninggal Divisum

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta agar petugas KPPS yang meninggal untuk divisum guna mengetahui penyebab kematian sebenarnya.

oleh Liputan6.comRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 09 Mei 2019, 06:37 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 06:37 WIB
Prabowo Tanggapi Pernyataan Hendropriyono Soal WNI Keturunan Arab
Capres Prabowo Subianto didampingi sejumlah pengurus BPN memberikan keterangan terhadap wartawan di Rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (8/5). Prabowo mengkritik pernyataan Hendropriyono yang mengingatkan sejumlah WNI keturunan arab untuk tidak menjadi provokator. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto bersama jajaran Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinan mereka atas meninggalnya petugas KPPS saat melaksanakan tugas di Pemilu 2019.

"Perkembangan kejadian atas nama seluruh BPN koalisi adil makmur kami ingin ucapkan belasungkawa yang besar atas meninggalnya yang dilaporkan lebih dari 500 petugas pemilu dari berbagai tingkatan yang telah meninggal dalam proses pemilu ini," kata Prabowo di kediamannya, Kertanegara IV, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Atas kejadian tersebut, Prabowo lantas meminta para korban yang meninggal untuk divisum guna mengetahui penyebab kematian sebenarnya.

"Perlu ada kami rasa suatu visum dan pemeriksaan medis ke petugas yang meninggal," tukasnya.

Menurutnya, baru kali ini ada ratusan korban yang meninggal dalam pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Ia pun berharap masalah ini diusut polisi.

"Ini belum pernah terjadi di sejarah Pemilu RI, kami mohon pihak berwajib untuk selesaikan dan usut hal ini," Prabowo mengakhiri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Karena Penyakit Bawaan

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moelok menyatakan, data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkap bahwa penyebab utama kematian banyak petugas KPPS adalah penyakit yang sudah diidap sebelumnya. 

Namun, faktor kelelahan juga menjadi pemicu.

“Memang (petugas) tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya. Contoh mereka ternyata punya penyakit sebelumnya, namun kami melihat ternyata orang Indonesia 34 persen hipertensi dan 70 persen tidak mengetahui mereka pinya hipertensi. Dari 34 persen ini, hanya 1 persen minum obat. Jadi kita punya potensi kemudian stroke,” kata Nila di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

“Mungkin sudah punya faktor resiko (penyakit), tapi betul ditambah pekerjaan lebih berat,” tambahnya.

Selain itu, data tersebut juga menunjukkan bahwa 18 petugas pemilu di DKI yang meninggal dunia semuanya berusia di atas 50 tahun.

“Usia meninggal terbanyak usia diatas 50 sampai 70 tahun. Dua orang 70 tahun. Jumlah terbanyak usia tua,” tukas Nila.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya