Oposisi Akan Bergabung ke Jokowi, Ini Kata PPP

Sejumlah partai seperti Demokrat, PAN, dan Gerindra, disebut-sebut akan masuk koalisi Jokowi-Ma'ruf. Apa komentar PPP?

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Jul 2019, 08:47 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 08:47 WIB
KPU Tetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Pasangan Presiden dan Wapres terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Usai hajatan Pemilu 2019 dan rekonsiliasi telah dilakukan, partai-partai yang menjadi oposisi, seperti Demokrat, PAN, dan Gerindra, disebut-sebut akan masuk koalisi Jokowi-Ma'ruf. Salah satu konsekuensinya, partai ini diprediksi mendapatkan jatah kursi di kabinet.

Ketua DPP PPP Rusli Effendi menilai bergabungnya oposisi, sebenarnya adalah kewenangan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri.

"Bagi kita PPP dari dulu kan sudah memberikan pilihan untuk memilih Pak Jokowi. Kalau ada perkembangan baru, dinamika politik, keinginan pihak sebelah katakan ingin bergabung, itu adalah sesungguhnya kehendak Pak Jokowi," kata Rusli di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Saat ditanya apakah PPP Ikhlas? Dia hanya menuturkan, pihaknya siap bekerja sama.

"Bagi PPP, kita siap dengan siapapun berkerja sama. Karena kita ingin membangun bangsa ini bersama," ungkap Rusli.

 


Jangan Berpikir Kursi

Bersama Ma"ruf Amin, Jokowi Sampaikan Pidato Visi Indonesia
Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo bersama Wakil Presiden terpilih, KH Ma’ruf Amin bersama istri menyapa pendukungnya jelang menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Senada, Wakil Sekjen PPP Ahmad Baidowi mengungkapkan, jangan berpikir kursi untuk parpol koalisi akan berkurang, jika oposisi bergabung.

"Pendekatannya jangan selalu berkurangnya kursi koalisi. Ada parpol oposisi bergabung, alokasi kursi bertambah. Kenapa tidak? Jangan selalu mengurangi jatah. Kalau dapat alokasinya di luar jatah koalisi, ya apalagi kan," pungkas Baidowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya