Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengakui adanya kekurangan dalam gaya komunikasi pemerintahannya. Sehingga, dia mulai memperbaiki dengan salah satunya mengelar acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta.
"Saya minta untuk acara ini diselenggarakan, saya minta acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah kita memasuki enam bulan masa bekerjanya, pemerintah yang saya pimpin, sebagai pemegang mandat dari bangsa dari rakyat sejak tanggal 20 Oktober 2024 sudah saatnya kita lebih komunikatif, lebih proaktif dalam memberi keterangan tentang keadaan yang berlaku," tutur Prabowo dalam sambutan sekaligus membuka acara sarasehan ekonomi, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga
Acara tersebut salah satunya mengabarkan kepada publik tentang kondisi ekonomi global dan dampaknya terhadap sektor perekonomian di Indonesia. Termasuk menyinggung kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor perdagangan.
Advertisement
Dia berharap, keterbukaan informasi tersebut dapat disikapi dengan tenang oleh masyarakat. Sejumlah ekonom hingga investor pun turut menghadiri acara tersebut.
"Saya kemarin saya sadar beberapa minggu lalu, bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya," kata Prabowo.
Prabowo: Kita Tidak Antikritik
Presiden Prabowo Subianto mengaku heran dengan sebutan Indonesia Gelap. Hal itu disampaikannya usai membahas pentingnya kritik dan bahaya propaganda. Awalnya, Prabowo menyatakan bahwa seorang pemimpin harus dapat menerima kritik dan masukan dari berbagai pihak dengan baik.
"Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan. Kita tidak antikritik, kita malah suka kritik. Kritik itu membantu kita, membuat kita lebih aware, lebih waspada. Jadi kritik itu bagus menurut saya, tapi kalau suatu program untuk menciptakan suatu kondisi yang tidak rasional, ini harus terus diadakan istilahnya klarifikasi dan penjelasan," tutur Prabowo dalam acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Orang nomor satu di Indonesia itu pun lantas membuat perumpamaan, jika ada pihak yang dengan keras dan lantang meyakini matahari terbit dari barat, hingga terus mengulang ribuan kali ke publik tentang informasi tersebut, maka akan ada sebagian rakyat yang kemudian percaya. Upaya tersebut pun dinilai sebagai strategi propaganda.
"Itu adalah ilmu propaganda, itu ada di buku semua itu keahlian Hitler dan Josep Gobels. Kalau kebohongan diulangi berkali-kali dan terus menerus, lama-lama orang percaya dengan kebohongan itu, ada di buku the art of propaganda," jelas dia.
Menurut Prabowo, dia dan seluruh pemimpin negara lain mempelajari ilmu tersebut. Hal itu masuk dalam psychological warfare dan psychological operation, serta sering dilakukan dalam rangka destabilisasi suatu bangsa yang tidak disukai negara lainnya.
"Oh iya jangan-jangan benar ya, jadi sekarang mudah fake news, hoaks, itu mudah. Tapi kita tidak boleh istilahnya grundel, ini realita, karena itu ya kita terbuka ya, sesuatu serangan kebohongan, kebohongan hanya bisa dihadapi dengan membuka diri, memberi penjelasan apa adanya berdasarkan fakta, berdasarkan kenyataan, berdasarkan ilmu, dan matematika," ungkapnya.
Advertisement
Ada Sebutan Indonesia Gelap, Prabowo: Saya Bangun Pagi Cerah
Prabowo mengatakan, kebohongan mungkin saja dapat dilakukan hingga menjadi propaganda sebagai bentuk serangan. Namun, upaya rezim, organisasi, atau kelompok tertentu yang menggunakan langkah tersebut akan dengan mudah terpatahkan ketika kebenaran muncul, sehingga mereka akan kehilangan kepercayaan rakyat.
"Saya juga heran, ada orang yang mengatakan Indonesia Gelap, ya kalau dia merasa memang gelap ya itu hak dia. Tapi saya bangun pagi, saya lihat Indonesia cerah," kata dia.
Prabowo lantas mengulas keberhasilannya pemangkasan regulasi distribusi pupuk yang membahagiakan para petani. Dia pun tidak ragu menghadapi kemarahan sekitar 29 ribu pihak distributor demi membela hak kesejahteraan 120 juta petani dan keluarganya.
“Jadi saudara-saudara, saya sih tidak akan melarang orang untuk selalu memandang kegelapan, kalau ada orang yang mau lihat gelap-gelap ya monggo. Tapi kalau saya lihat saya optimis, saya bangga sekarang jadi presiden RI. Kekayaan kita akan kita kuasai, akan kita kelola untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat,” Prabowo menandaskan.
