Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta menggelar Monas Week 2019, pada 23-31 Juli 2019 di Museum Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Pameran tersebut terbuka untuk umum dan dibuka kecuali Senin, sebab kawasan Monas tutup.
Kepala Disparbud DKI Edy Junaedi menyatakan, pameran tersebut menampilkan sejarah dan keragaman budaya Jakarta melalui teknologi hologram. Pameran hologram yang menampilkan gambar-gambar sejarah Jakarta akan ditayangkan 48 kali selama delapan hari.
Baca Juga
Edy menyebut pameran hologram itu berdurasi 20 menit dengan jadwal tayangan yakni 11.00, 13.00, 15.00, 16.00, 17.00 dan 19.00 WIB. Kegiatan ini menjadi pertama kalinya diadakan pada 2019.
Advertisement
"Tahun sebelumnya, ada video mapping di Monas, mudah-mudahan bisa menjadi satu bulan. Semoga tahun depan mendapat dukungan anggaran lebih banyak lagi," kata Edy di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).
Dia mengatakan, Monas dipilih sebagai lokasi pameran hologram itu karena merupakan salah satu ikon Jakarta. Hologram yang ditampilkan pun merupakan penyatuan sejarah sekarang dengan masa lalu.
"Tapi saya lihat Mas Adi (kreator hologram Adi Panuntun) sudah cukup berhasil menyatukan ini. Pesannya, sejarah Jakarta yang panjang bisa sampai kepada teman-teman milenial," ucap Edi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mesin Waktu
Edy Junaedi berharap, pameran tersebut dapat meningkatkan jumlah pengunjung Monas setiap harinya.
Anggaran yang digunakan pun mencapai Rp 1,7 milliar untuk 48 kali penayangan. Selain itu anggaran jiga diperuntukan dalam publikasi.
"Kita pakai lelang terbuka. Nah Mas Adi Panuntun (kreator hologram) yang menang. Memang dia ahli di bidang ini," ucap Edy.
Kreator Hologram Adi Panuntun mengatakan, masyarakat akan dibawa menikmati tampilan hologram yang indah dari era pra kolonialisme, era kolonialisme, hingga era kemerdekaan. Sehingga viasualisasi tersebut akan menimbulkan minat masyarakat dalam sejarah kota Jakarta.
"Pengunjung akan seolah-olah dibawa menggunakan mesin waktu untuk melihat secara langsung sosok Ibu Kota Republik Indonesia dari masa ke masa," kata Adi.
Advertisement