Karena Kabut Asap, Jokowi Malu Berkunjung ke Malaysia dan Singapura

Negara lain yang terdampak asap dari karhutla di tanah air mengaku sudah senang karena dalam empat tahun tidak ada lagi kabut asap.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Agu 2019, 13:20 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 13:20 WIB
Pimpin Ratas, Jokowi Pinta Pembangunan Infrastruktur Dipercepat
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/5/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengaku akan berkunjungan ke Singapura dan Malaysia dalam pekan ini. Namun, dia mengaku malu bertemu pimpinan dua negara tetangga itu karena asap kebakaran hutan di Indonesia sampai ke dua negara tersebut.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta rapat koordinasi nasional pengendalian karhutla tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Selasa (6/8/2019). 

"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, Jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa? ternyata asap, hati-hati malu kita kalau enggak bisa menyelesaikan ini," kata Jokowi.

Menurut dia, negara lain yang terdampak asap dari karhutla di tanah air mengaku sudah senang karena dalam empat tahun tidak ada lagi kabut asap.

Untuk itu, Jokowi mengingatkan kepada para peserta rakornas pentingnya mengatasi dan mencegah karhutla.

"Jangan meremehkan adanya hotspot. Jika api muncul langsung padamkan, jangan tunggu sampai membesar," ujar dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Waspada Musim Kemarau

20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan empat penekanan dalam mencegah karthutla sehingga nantinya dapat bekerja secara maksimal.

Salah satunya dengan memprioritaskan pencegahan melalui patroli terpadu deteksi dini. 

Kemudian, Jokowi meminta Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan penataan dan selalu mengecek ekosistem gambut secara kosisten dengan menjaga kelembapannya. Terlebih, saat musim kemarau. 

"Ketiga, sesegera mungkin pemadaman api, kalau memang ada api jangan biarkan api itu membesar. Langkah-langkah water bombing, kalau sudah terlanjur gede, itu juga tidak mudah," jelas Jokowi.

"Terakhir, saya minta langkah penegakan hukum. Saya lihat sudah berjalan cukup baik. Saya pantau, saya monitor di lapangan, dilakukan tanpa kompromi," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya