Wajah PDIP Tercoreng dalam OTT KPK

Anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP ditangkap KPK. Penangkapan ini tentu mencoreng PDIP yang tengah berkongres di Bali.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 08 Agu 2019, 20:06 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2019, 20:06 WIB
KPK Rilis Indeks Penilaian Integritas 2017
Pekerja membersihkan debu yang menempel pada tembok dan logo KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (21/11). Pemprov Papua merupakan daerah yang memiliki risiko korupsi tertinggi dengan. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Operasi senyap tim penindakan KPK yang berlangsung Rabu malam, 7 Agustus 2019, membuahkan hasil. Belasan orang terkena operasi tangkap tangan lembaga antirasuah tersebut di Jakarta.

"Betul, tadi malam mulai jam 21.30 WIB ada giat di Jakarta. 11 orang sudah diamanankan di Gedung KPK," ujar Agus saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (8/8/2019).

Mereka yang ditangkap di antaranya dari unsur swasta pengusaha importir, supir dan orang kepercayaan Anggota DPR-RI, dan pihak lain.

Selain mengamankan 11 orang, tim penindakan juga mengamankan sejumlah uang yang disinyalir bagian dari suap. Duit tersebut bermata uang asing.

"Dari orang kepercayaan anggota DPR-RI ditemukan sejumlah mata uang asing berupa USD yang masih dalam proses perhitungan dan penelusuran," ujar Agus.

Ia mengungkapkan, uang tersebut diduga berkaitan dengan suap impor bawang putih. Selain uang tunai, tim penindakan juga mengamankan bukti transfer.

"Tim KPK mengamankan bukti transfer sekitar Rp 2 miliar," kata dia.

Selanjutnya, KPK memantau pergerakan anggota DPR yang diketahui berasal dari Komisi VI. Namun siapa dia, Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata enggan membeberkannya.

Kendati demikian, ia memberi isyarat tentang sosok yang tengah menjadi sasaran lembaganya. Disebutkan, saat ini, dia masih berada di Bali.

“Detail saya enggak tahu, tapi diperkirakan sedang di Bali. Di Bali itu sedang Kongres atau acara lain saya enggak tahu,” ucap Alex di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019).

Komisioner KPK itu belum bisa memastikan apakah legislator yang dimaksud merupakan kader Partai PDIP yang tengah menggelar Kongres V di Bali atau bukan. Menurut dia, bisa saja kader partai lain tengah berlibur di Pulau Dewata tersebut.

“Enggak tahu ke Bali dalam rangka apa. Kan bisa saja dari Golkar ke Bali piknik. Yang jelas di Bali ada Kongres PDIP, apakah ada kaitannya, enggak disebutkan,” ucap Alex mengakhiri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ditangkap di Bandara

Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengusung tema untuk menjadi Partai Pelopor.
Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengusung tema untuk menjadi Partai Pelopor. (Putu/Liputan6)

Tak berselang lama, Tim Satgas KPK langsung mengamankan satu orang di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Diduga anggota DPR tersebut terbang dari Bali dan langsung dicokok tim penindakan.

"Tadi sudah diamankan satu orang lagi dan telah berada di KPK untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Dibawa tim dari Bandara CGK," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Kamis (8/8/2019).

Febri memastikan, satu orang yang diamankan adalah anggota DPR Komisi VI. Diduga legislator tersebut yakni Nyoman Dhamantra dari Fraksi PDIP.

"Anggota DPR Komisi VI," kata Febri.

Sementara itu, dari ajang perhelatan Kongres ke-5 PDIP di Bali, kabar ini membuat petinggi langsung mengeluarkan surat instruksi. Bahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun mengeluarkan surat edaran.

Surat perintah partai berisi instruksi kepada seluruh kader partai di struktur, eksekutif, legislatif di seluruh Indonesia, agar tidak melakukan dan mencegah penyalahgunaan wewenang serta kekuasaan. Yaitu melakukan korupsi dengan mengatasnamakan kongres V PDIP. Di surat itu tegas dinyatakan bahwa setiap yang melanggar akan langsung dipecat.

"Surat itu dikeluarkan pada 5 Agustus," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Diakui Hasto, pihaknya tak mau kejadian saat kongres pada 2015 terulang kembali. Saat itu, wajah PDIP tercoreng setelah seorang kader dicokok KPK saat kongres berlangsung.

"Kami belajar pada kongres 2015 lalu di mana ada kader kami yang dipecat dengan tidak hormat. Pemecatan seketika ketika di dalam kongres ini melakukan perbuatan yang tidak terpuji," kata Hasto.

Dia tak menyebut siapa kader dimaksud. Namun penelusuran menunjukkan bahwa KPK pernah menangkap Adriansyah, saat itu masih menjabat legislator dari partai itu, akibat menerima suap korupsi. Penangkapannya dilakukan saat kongres partai sedang berlangsung, walau Adriansyah saat itu sedang di luar arena kongres.

"Kami menegaskan dana untuk kongres telah terpenuhi dengan gotong royong. Jangan mengatasnamakan kongres untuk keuntungan orang perorang. Kami melakukan pelarangan tersebut," tegas Hasto.

Sementara itu Ketua DPP PDIP Djarot Saeful Hidayat mengaku belum mendengar kabar adanya kader yang tertangkap tangan KPK. Dia pun heran. Padahal, kata dia, Ketua Umum PDIP Megawati telah mengingatkan kadernya agar tidak melakukan korupsi.

"Yang jelas semalam Ibu Megawati sudah diingetin betul, kita antikorupsi. Kalau ada mereka seperti itu, itu bukan kader kita," jelas Djarot.

Dia pun menegaskan, semua pihak yang melakukan itu akan dipecat. "Kalau dia nganu (korupsi) pecat di tempat," pungkas Djarot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya