Liputan6.com, Jakarta - Para mantan atau eks Harokah Islam Indonesia, eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII), telah membacakan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Total ada sekitar 14 orang yang hadir dan ikut membacakan ikrar tersebut, yang langsung disaksikan oleh Menko Polhukam Wiranto.
"Ikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami keluarga besar Harokah Islam beserta Eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII), bersama segenap pedukungnya, dengan ini berikar, satu, berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945," ucap KH Sarjono Karyosuwiryo, sebagai salah satu perwakilan, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Advertisement
Kedua, lanjut mereka, setia kepada negara kesatuan republik indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tiga, menjaga persatuan dalam masyarakat majemuk agar tercipta keharmonisan, toleransi, kerukunan dan perdamaian untuk mencapai tujuan nasional.
"Empat, Menolak organisasi dan aktivitas yang bertentangan dengan Pancasila. Kelima, meningkatkan kesadaran bela negara dengan mengajak komponen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," lanjut dia.
Usai membacakan ikrar, semua peserta langsung memberikan hormat, kemudian mencium bendera merah putih yang berada di dalam ruangan Nakula, Gedung A, kantor Kemenko Polhukam itu.
"Acara seperti ini sudah kita nanti-nantikan. Ini momen yang sangat penting, dan tonggak sejarah," ungkap Menko Polhukam Wiranto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Semoga Diikuti Semua Pihak
Dia bersyukur, jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ini, ada niatan dari para pihak, untuk sadar menjaga persatuan Indonesia.
"Telah kita saksikan bersama, mereka berikrar, mencium merah putih sebagai simbol dan sadar, bahwa satu-satunya ideologi adalah Pancasila. Dan menyadari wadah satu Nusantara adalah NKRI. Presiden sangat bangga, dengan kesediaan dan ikhlas untuk berikrar," jelas Wiranto.
Dia menuturkan, kesadaran ini bisa diikuti oleh semua pihak, yang masih menduakan idelogi Pancasila dan NKRI.
"Berharap kesadaran ini tidak hanya berlaku di ruangan ini. Menyebar dan ditiru oleh yang lain, yang masih menduakan ideologi Pancasila," pungkas Wiranto.
Advertisement