Politikus Gerindra Andre Rosiade Datangi Istana, Bantah Bahas Rekonsiliasi

Andre menegaskan, pertemuan ini semata-mata hanya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 14 Agu 2019, 16:08 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 16:08 WIB
Anggota Bidang Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mendatangi Kantor Staf Presiden, Rabu (14/8/2019).
Anggota Bidang Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade (batik cokelat) mendatangi Kantor Staf Presiden, Rabu (14/8/2019). (Liputan6.com/ Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Bidang Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mendatangi Kantor Staf Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (14/8/2019). Dia menjelaskan, kedatangannya untuk menyampaikan aspirasi dari Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia.

Berdasarkan pantauan, Andre tiba di Gedung Bina Graha pada pukul 13.30 WIB. Setelah sekitar satu jam, dia kemudian keluar dengan Deputi IV KSP Eko Sulistyo.

"Jadi saya datang ke Kantor KSP mengantarkan surat permohonan audiensi Serikat Pekerja Semen Indonesia dengan Kepala Staf Kepresidenan Pak Moeldoko. Karena Pak Moeldoko tidak di tempat, saya serahkan ke Pak Eko, Deputi IV untuk besok dibahas dengan Pak Moeldoko," kata Andre di lokasi.

Menurut dia, para serikat pekerja Semen Indonesia mengeluhkan soal praktik predatory pricing oleh perusahaan semen asal Tiongkok. Andre berharap Moeldoko dapat menyampaikan masalah ini ke Presiden Jokowi ataupun menteri terkait, sebab praktik tersebut merugikan pabrik semen lokal.

"Pak Moeldoko memanggil Menperin agar bisa melakukan praktik moratorium agar jangan lagi membangun pabrik semen di Indonesia karena kita surplus 35 juta ton, sampai 2030 tidak butuh bangun pabrik semen baru," ucapnya.

"Kedua Pak Moeldoko bisa memanggil Mendag yang suka impor itu agar dicabut Permendag Nomor 7 Tahun 2018. Kita surplus 35 juta ton per tahun, kenapa keran impor masih dibuka? Jangan sampai industri semen kita senasib dengan industri baja yang masuk jurang," sambung Andre.

Dia membantah bahwa kedatangannya ke Istana membahas soal urusan politik ataupun soal rekonsiliasi. Andre menegaskan, pertemuan ini semata-mata hanya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

"Tidak ada urusan dengan rekonsiliasi, tidak ada urusan politik, tidak ada urusan dengan Pak Prabowo dan Partai Gerindra," jelas Andre Rosiade.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Arief Poyuono

Mempertanyakan Anggaran Penyelenggaraan IMF-World Bank 2018
Anggota Komisi XI F-PDIP Hendrawan Supratikno (kiri) bersama Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono saat diskusi di Jakarta, Kamis (11/10). Diskusi mempertanyakan anggaran Rp 810 M penyelenggaraan IMF-World Bank 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Wakil Ketum Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyouno bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kantornya, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Arief mengaku diundang Moeldoko untuk makan siang bersama.

Kan dia sahabat saya, sudah lama enggak ketemu. Jadi cuma mau makan siang aja. Ada kok WA-nya. Lama enggak ketemu lah, ya makan siang aja," ujar Arief usai bertemu Moeldoko di Kantor Staf Presiden Jakarta, Kamis 1 Agustus 2019.

Dia mengaku tak ada pembahasan soal koalisi ataupun kabinet saat bertemu Moeldoko. Saat ditanya apakah dirinya diajak masuk dalam Kantor Staf Presiden, Arief dengan tegas membantah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya