Santripreneur Lintas Agama 2019 Siap Warnai Pasar Dunia

Santripreneur siap berinovasi, berkreativitas dan melakukan terobosan-terobosan baru.

oleh stella maris diperbarui 22 Agu 2019, 10:20 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2019, 10:20 WIB
Menpora
Menpora Imam Nahrawi membuka Santripreneur Lintas Agama 2019 di Amphitheater Discovery Mall, Kuta, Bali, Rabu (21/8).

Liputan6.com, Jakarta Menpora Imam Nahrawi sangat mengapresiasi acara yang digelar di Amphitheater Discovery Mall, Kuta, Bali pada Rabu (21/8). Acara itu adalah Santripreneur Lintas Agama 2019 yang memberikan makna luas pada para santri. 

Imam yang hadir di didampingi Staf Ahli Menpora Bidang Ekonomi Kreatif Jonni Mardizal, Duta Besar Indonesia untuk Aljazair Safira Rosa Machrusah, Presiden Direktur Dianogsa institute Andi Fajar Asti dan Staf Khusus Olahraga Tomy Kurniawan dan Staf Khusus Staf Khusus Kemitraan dan Komunikasi Zainul Munasichin itu, membuka acara dengan pemukulan gong. 

Menpora mengaku bahwa acara Santripreneur Lintas Agama 2019 itu sangat luar biasa. "Ini acara yang sangat luar biasa karena kalian berkumpul di sini sebagai santripreneur untuk memastikan bahwa masa depan itu milik kita. Sebagai santripreneur, kalian harus berinovasi, berkreativitas dan harus melakukan terobosan-terobosan baru sehingga pada saatnya nanti Indonesia akan mewarnai pasar ekonomi dunia," ucapnya.

Imam mengharapakan dengan digelarnya acara ini, santripreneur punya jejaring baru sebagai kelompok bisnis baru. Hal itu jadi penting karena Indonesia hanya punya 20 juta entrepreneur baru. "Oleh karena itu, kita semua harus mendorong siapapun untuk menjadi entrepreneur," tambahnya.

Selain itu, Imam menyampaikan tentang tantangan di era industri 4.0 yang memberi peluang bagi para kaum santri untuk saling berkompetisi dalam menjalankan usaha. Berbisnis dalam untuk saling berkomunikasi dengan siapa pun tanpa melihat ras, agama, suku, bahasa dan budaya. 

"Saya sangat optimis karena santri di pesantren tidak hanya dididik untuk belajar ilmu keagamaan tapi secara mental santri ini dididik untuk mandiri, tidak pernah lelah, tahan banting dan tidak pernah putus asa atas apapun. Saya kira ini akan menjadi modal penting bagi kita semua sebagai calon pengusaha-pengusaha masa depan. Kita tidak boleh menyerah sekali usaha kita gagal maka disitulah awal kita bangkit," ujarnya.

Ia melanjutkan, kalau kalian ingin jadi pengusaha jadilah pengusaha besar jangan jadi pengusaha kecil dan menengah. "Saya kira kita punya potensi besar, kalau kita belajar dari pengalaman sejarah maka Indonesia dibangun atas kerja keras yang sangat luar biasa oleh para pejuang dan pengusaha Indonesia. Ayo kita belajar dari sejarah itu, karenanya kita tidak boleh hanya menjadi pasar tapi kita harus mewarnai pasar tapi kita harus mewarnai pasar ekonomi dunia," tutupnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya