Liputan6.com, Seoul - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, menawarkan solusi musyawarah mufakat untuk mendorong perdamaian antara Korea Utara dan Selatan.
Hal ini disampaikannya saat berpidato dalam DMZ International Forum on the Peace Economy, di Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).
Baca Juga
"Musyawarah mufakat adalah suatu metode komunikasi politik yang membuka ruang dialog terbuka tanpa hasrat dominasi terhadap pihak lain. Tema-tema yang telah disepakati, lalu dibicarakan tidak dengan paradigma mayoritas dan minoritas," ucap Megawati di Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).
Advertisement
Dia menjelaskan, prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila, berjumlah lima prinsip yang menjadi penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu; Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.
Dengan metode itulah, demokrasi yang ada di dalam Pancasila adalah musyawarah dan mufakat. Dan itu membuka dialog terbuka tanpa dominasi. Metode itu mendorong pencapaian satu kesepakatan yang di dalam kesepakatan itu terpatrikan keputusan politik tindakan afirmasi negara kepada rakyat.
"Bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan, tetapi bukan berarti tidak mungkin," kata Megawati.
Sementara Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak Yeon, dalam pernyataannya melalui rekaman video mengakui topik pembahasan di DMZ adalah hal menarik. Sebab Korut dan Korsel sudah mengalami konflik lebih dari 70 tahun. Dan akhir-akhir ini ada perubahan lebih baik.
"Memang belum sempurna tapi perdamaian sudah dimulai," kata Lee Nak Yeon.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Zona Demiliterisasi Korea
Yang terlihat adalah zona demiliterisasi Korea (Korean Demilitarized Zone/DMZ) yang merupakan wilayah terdepan dari konflik kedua negara. Sekarang wilayah itu perlahan sudah menuju zona damai. Berbagai langkah terus dilakukan. Perubahan-perubahan ke arah lebih baik juga berjalan.
"Memang jalan menuju perdamaian tak mulus. Tapi kita punya tujuan sama menuju perdamaian, karena hanya dengan itulah kita mencapai kesejahteraan bersama," pungkasnya.
Dalam acara tersebut, turut dihadiri, mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia.
Advertisement