Miliarder Michael Saylor: Bitcoin Adalah Emas Digital

Liputan6.com, Jakarta - Michael Saylor, seorang pendukung aset digital Bitcoin yang vokal dan juga merupakan pendiri Strategy, telah menggunakan akunnya di platform media sosial X untuk menyapa jutaan pengikutnya saat Bitcoin (BTC) berusaha untuk kembali ke level USD 80.000 per koin.

Dikutip dari u.today, Kamis (10/4/2025), Saylor sekali lagi membandingkan mata uang kripto andalan global itu dengan bentuk emas digital.

Unggahan Michael Saylor di X menyebut Bitcoin sebagai “emas digital”, disertai, seperti biasa, gambar Saylor yang dibuat oleh perangkat lunak AI.

Di dalamnya, ia duduk di atas tumpukan emas batangan dengan logo Bitcoin di atasnya di depan apa yang tampaknya merupakan pintu masuk ke “Bitcoin Fort Knox”.

Untuk diketahui, Bitcoin Fort Knox adalah Cadangan Strategis Bitcoin Amerika Serikat (AS) yang diperintahkan Presiden DOnald Trump untuk dibuat tahun ini.

Kebijakan ekonomi makro presiden AS yang pro-kripto baru-baru ini telah mendorong Bitcoin, serta pasar saham, turun ke lautan merah alias semua terbakar.

Minggu lalu, hanya dalam dua hari, lebih dari USD 5 triliun hilang dari pasar saham karena indeks-indeks utama anjlok setelah Trump mengumumkan serangkaian tarif perdagangan baru, kali ini menargetkan semua negara di seluruh dunia, kecuali Rusia dan Belarus.

Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% pada barang-barang China jika China gagal menghapus tarif pada barang-barang buatan AS hari ini. Namun China berencana untuk melawan sampai akhir.

Bitcoin, yang berhasil bertahan di atas USD 80.000, anjlok selama akhir pekan, anjlok ke USD 74.700 tetapi kemudian pulih sekitar 8%.

Saat ini, Bitcoin tengah berupaya keras untuk kembali ke level USD 80.000, yang merupakan level dukungan psikologis yang krusial.

Miliarder Kanada Frank Giustra berpendapat bahwa Bitcoin dan emas memiliki fungsi yang sangat berbeda. Itulah sebabnya ia percaya bahwa kedua aset tersebut tidak boleh dibandingkan. Giustra mengatakan, faktanya bahwa Bitcoin tidak pernah benar-benar diperdagangkan seperti emas. Ini yang membedakan kedua aset tersebut.

"Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Bitcoin tidak pernah diperdagangkan seperti emas. Selama ini terjadi penurunan pasar atau ketidakstabilan geopolitik, investor beralih ke emas sebagai aset safe haven," katanya dalam sebuah posting di jaringan media sosial X, dikutip dari U Today, Rabu (2/4/2025).

CEO Fiore Group yang merupakan perusahaan investasi di berbagai industri seperti sumber daya alam, hiburan, dan gaya hidup ini mengatakan bahwa Bitcoin secara konsisten berkinerja sebagai aset berisiko.

"Lebih banyak plot twist daripada 'Gone Girl'," kata dia

Giustra, merupakan salah satu pendukung tetap emas, telah lama menjadi kritikus Bitcoin. Selama debatnya yang terkenal dengan salah satu pendiri Strategy, Michael Saylor, pada 2021, Giustra menyatakan bahwa harga Bitcoin dapat dimanipulasi.

Ia juga menolak pentingnya Wall Street merangkul mata uang kripto terkemuka tersebut.

"Mereka akan memanfaatkan apa pun yang akan menghasilkan uang bagi mereka," katanya.

Pada Desember, ia menuduh para penganut Bitcoin yang optimis terus-menerus mengubah narasi optimis mereka.

"Para penganut Bitcoin yang optimis telah mengubah narasi berkali-kali, setiap kali narasi baru gagal. Bitcoin memiliki lebih banyak alur cerita yang berliku daripada 'Gone Girl,'" candanya.

Seperti yang dilaporkan oleh U.Today, emas telah mengungguli Bitcoin secara substansial sejak awal tahun di tengah ketegangan perdagangan global. Mata uang kripto terbesar telah kehilangan momentum optimisnya, bersama dengan saham AS.

Giustra telah mendesak para pendukung Bitcoin untuk berhenti mempromosikan gagasan bahwa Bitcoin setara atau lebih baik daripada emas.

Meskipun demikian, beberapa analis percaya bahwa Bitcoin bersifat ambidextrous, yang berarti bahwa ia mampu bertindak baik sebagai aset safe haven maupun aset berisiko.