Liputan6.com, Jakarta - Gapura kuning di depan Gang Sehati, Johar Baru, Jakarta Pusat memang tak memiliki keistimewaan khusus. Namun itu merupakan tanda sudah memasuki kawasan RW 07 Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Saat memasuki Gang Sehati memang terlihat berbeda bila dibandingkan gang sebelahnya. Dinding sebelah kanan dihiasi mural dengan berbagai cerita, sedangkan sebelah kiri tampak vertikal garden sepanjang 4 meter.
Ketua RW 07 Kelurahan Galur, Deni Irawan mengatakan gapura dan vertikal garden merupakan sejumlah contoh hasil penataan kampung yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Selain itu adanya renovasi saluran air itu telah dirasakan hampir seluruh warga yang tersebar di 10 rukun tetangga (RT).
Advertisement
Awalnya, saluran air yang dimiliki warga memang rata-rata berukuran kecil dan hanya menggunakan pipa. Namun, sekarang sudah rapi dengan menggunakan beton.
"Ada saluran yang diperbaiki ada yang cuma pengurasan juga ada," kata Deni kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Untuk vertikal garden pun tak hanya ada di satu lokasi. Tetapi tersebar di tiga titik di RT yang berbeda. Penyiramannya pun dilakukan oleh warga dengan bergantian.
Sebab penyiramannya dilakukan otomatis dengan alat bantu listrik yang mengalirkan air melalui pipa-pipa. Kemudian, sejumlah sumur resapan juga disediakan untuk antisiapsi sejumlah RT di RW 07 seringkali banjir saat musim hujan tiba.
Awalnya RW ini hanya memiliki satu sumur resapan berukuran kecil dan tidak mampu menampung kapasitas air. Selanjutnya, dalam penataan kampung ini juga dipasangkan sejumlah lampu jalan.
"Biasanya gelap enggak ada lampu. Makanya waktu ada community action plan (CAP) langsung diajukan," ucapnya.
CAP dan collaborative implementation plan (CIP) merupakan bagian proses dalam penataan kampung kumuh. CAP menghasilkan perencanaan pembangunan secara detail dengan melibatkan masyarakat, pemerintah, dan komunitas.
Setelah itu Pemprov DKI Jakarta mengeksekusi rencana itu dengan sistem CIP atau pengerjaan fisik kampung sesuai kajian CAP.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tampung Aspirasi Warga
Beberapa tahun lalu, Deni bersama Ketua RW 06 Suroso mengaku mendapatkan informasi untuk ikut serta dalam program penataan kampung kumuh oleh Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Jakarta Pusat.
Dalam proses penataan kampung itu, kedua RW didampingi tim konsultan untuk mendapatkan hal utama yang perlu diperbaiki. Baik Deni dan Suroso menyebut beberapa kali mengumpulkan sejumlah warga dan ketua RT didampingi tim konsultan untuk membahas sejumlah perencanaan penataan.
Biasanya kegiatan itu bisa berlangsung di balai RW ataupun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Suroso mengaku sangat puas ketika proses CAP, sebab semua aspirasi warga sangat ditampung dan diperhatikan.
Setelah proses CAP, kemudian dilanjutkan CIP. Pelaksanaan CIP untuk kedua RW ini berlangsung pada 2019. Sedangkan untuk pengerjaannya pun berbeda. RW 07 kurang lebih 3 bulan pengerjaan dan RW hanya 70 hari saja.
Meskipun kedua RW ini mendapatkan pelaksanaan program penataan kampung kumuh, hasil perencanaannya berbeda. Menurut Suroso, warganya di RW 06 sempat mendapatkan pembuatan septic tank komunal yang dapat menampung 15 kepala keluarga.
"Sebenarnya ini enggak ada di perencanaan. Tapi memang warga sini yang paling dibutuhkan yaitu septic tank," ucap Suroso.
Lahan merupakan kendala terbesar dalam pengadaan septic tank. Karena hal itu, lokasi bekas tempat pembuangan saluran air akhirnya dipilih. Selain itu, warganya pun juga mendapatkan sejumlah perbaikan saluran air dan pembentukan sumur resapan layaknya di RW 07.
Advertisement
Sempat Dibongkar Warga
Kendati begitu dia mengaku kecewa dari hasil pengerjaan dari program CIP tersebut. Dia menilai, pihak kontraktor yang mengerjakan bukanlah dari pihak tenaga ahli.
Sebab terdapat pengerjaan yang sempat dibongkar oleh warga, karena dinilai nantinya dapat menyumbat aliran air.
Selain itu, Suroso juga menunjukkan sejumlah lokasi yang berbeda dengan perencanaan awal dan tidak jadi dibangun. Salah satunya yakni, lokasi vertikal garden.
"Biayanya kan miliaran kita percaya rapi, tapi hasilnya begini (kurang rapi) saya kecewa aja. Terus vertikal garden juga gagal, itu yang buat masyarakat juga kecewa," ujar dia.
Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan penataan 76 rukun warga (RW) di seluruh Jakarta pada 2020. Pemprov DKI akan menggelontorkan 25,572 miliar untuk penataan kampung konsep community action plan (CAP).
Anggaran itu diajukan dalam kebijakan umum anggaran-prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) untuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2020.
Dalam konsep CAP ini, setiap RW dianggarkan sebesar Rp 556 juta untuk membayar jasa konsultan yang terdiri dari lima sejumlah tenaga ahli. Di antaranya yakni planologi, sipil, arsitek, sosial ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, untuk menata kampung kumuh dalam program collaborative implementation plan (CIP) itu dianggarkan mencapai Rp 558,873 miliar untuk 80 RW.