Liputan6.com, Jakarta Anak-anak yang orangtuanya menjadi korban penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara masih belum bisa bersekolah. Sebab, para orangtua mereka mengaku seragam anak-anaknya entah tercecer ke mana.
"Gak ada seragam, kesingsal (hilang tercecer) ke mana," kata Rusam yang anaknya Malika terpaksa tidak bersekolah di lokasi, Minggu (17/11/2019).
Baca Juga
Malika yang masih duduk di bangku kelas IV SD itu terpaksa belum bisa bersekolah karena perlengkapan sekolahnya hilang. Padahal dalam waktu dekat dia dan kawan-kawannya akan memulai ujian semester.
Advertisement
"Tinggal 9 Desember nanti ujian," kata Malika.
Hal yang sama juga dialami oleh Subhan. Teman sekelas Malika ini mengaku belum bisa bersekolah karena tempat tinggal orangtuanya menjadi korban penggusuran.
Selain Subhan masih banyak anak-anak lain yang terpaksa tidak bersekolah lantaran tempat tinggal orangtua mereka digusur Satpol PP DKI Jakarta.
Mereka rata-rata bersekolah di MI Al Jihad yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. "Banyak yang (masih) belum bersekolah," kata Subhan.
Bertahan di Lokasi Gusuran
Diketahui, para korban penggusuran masih bertahan di lokasi. Mereka mengaku diperlakukan tidak layak.
Subhan dan anak-anak lainnya terpaksa tinggal di sebuah tenda yang dibuat ala kadarnya. Saat Liputan6.com mencoba masuk ke dalam tenda yang beratapkan seng dan kayu ini udara di dalam tenda begitu panas.
Tempat tinggal yang jauh kata layak. Andaikata hujan turun, maka penghuni di dalamnya pun dipastikan akan kehujanan. Melihat atap seng dan kayu yang banyak terlihat berlubang.
Advertisement