Liputan6.com, Jakarta - Bertahan di tengah reruntuhan rumahnya, itulah yang dilakukan warga Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang terkena penggusuran oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Mereka kecewa dengan pemprov, terutama kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Terlebih, tak ada solusi yang diberikan pemprov usai penggusuran tersebut.
Baca Juga
"Kami kayak binatang saja pak. Sudah dihancurkan (tempat) tinggal kami. Enggak ada relokasi," kata Mochamad Hasan Basri salah satu warga di lokasi, Minggu (17/11/2019).
Advertisement
Hal serupa dirasakan oleh Hendra yang juga merupakan salah satu korban penggusuran. Hendra merasa Anies Baswedan tidak mempedulikan warga yang terkena penggusuran.
Padahal, kata Hendra, warga Jalan Agung Perkasa VIII memberikan dukungannya kepada Anies Baswedan saat Pilgub Jakarta 2017 lalu. Bahkan, mereka melakukan Yasinan atau ritual membaca Surat Yasin secara bersamaan-sama demi mendoakan kemenangan Anies yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.
"Di sini Yasinan tiap malam mas. Bahkan air (minum) saja kita patungan," kata Hendra.
Dukungan mereka didasarkan atas instruksi para kiai di Madura yang meminta mereka untuk menambatkan dukungannya kepada Anies dan Sandi. Pasalnya Anies merupakan salah satu santri kiai di Madura.
"Dari Madura menginstruksikan pilih Anies. Karen ini masih santrinya kiai suku kita (Madura). Anak-anak takut juga sama kiyai sendiri," ungkap dia.
"Ya kita disuruh begitu sama kiai kita ya ngikutin namanya guru ngaji kita," lanjut Hendra yang juga masih bertahan di lokasi penggusuran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belum Pernah Dikunjungi
Selama masa kampanye, Anies sendiri belum pernah mengunjungi mereka. Namun, sebagai jamaah yang taat terhadap kiai mereka di Madura, maka mereka tetap kukuh memilih Anies saat pilkada lalu.
Warga yang terkena penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter, Jakut sebagian besar memang berasal dari suku Madura. Mereka mengaku telah menempati daerah itu sejak 1985-an.
Advertisement