Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengatakan, PPP tak boleh hilang dari sejarah. Oleh karena itu, ia tak ingin ada penawaran dalam menyatukan PPP.
"Kami tidak menginginkan PPP hilang dalam sejarah. Karena itu, pesan penyatuan tidak bisa ditawar," kata Humphrey di Kantor PARA Syndicate, Jakata Selatan, Jum'at (29/11/2019).
Baca Juga
Oleh karena itu, dia melakukan pertemuan dengan Plt Ketua Umum PPP Muktamar Pondok Gede, Suharso Monorfa. Hal itu untuk terus mempertahankan eksistensi PPP dan untuk menetapkan langkah penyatuan.
Advertisement
"Komitmen harus menjadi partai yang memegang prinsip mendekat ke yang benar menjauhi yang tidak benar," ungkapnya.
Ia pun mengaku akan menjadikan PPP sebagai partai yang bersih untuk persiapan pada 2024. Terlebih, ia tak ingin ada pimpinan partai yang justru terlibat kasus dugaan korupsi seperti eks ketua umum PPP, Romahurmuziy alias Romy.
"Godaan terberat nanti dari ketua umum ya. Bagaimana dikatakan bersih, kalau ketumnya jadi bagian," jelasnya.
Ia pun juga ingin agar PPP kembali menjadi partai yang dapat mengayomi semua pihak dalam hal apapun. Ia pun mengutuk dan menolak kehadiran oknum dalam struktur PPP yang ingin memecah partai dan hanya ingin mencari keuntungan sendiri atau oportunis transaksional.
"Jadi, partai Islam yang rahmatan lil alamin. Mesti ada pemberdayaan ke pesantren, itulah yang membuat saya terus di politik," tutupnya.
Reporter: Nur Habibie