Jadi Calon Ketum Golkar, Bamsoet Tolak Kelola Partai Seperti Perusahaan

Bamsoet mengaku punya tekad kuat membangkitkan kemajuan Partai Golkar. Karena itu, dia ingin maju sebagai calin ketua umum.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2019, 17:04 WIB
Diterbitkan 02 Des 2019, 17:04 WIB
Calon Ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo saat mendaftarkan diri di Kantor DPP partai Golkar, Slipi,Jakarta Barat. (Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra)
Calon Ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo saat mendaftarkan diri di Kantor DPP partai Golkar, Slipi,Jakarta Barat. (Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua umum Partai Golkar. Bamsoet datang dengan didampingi sejumlah anggota tim pemenangannya.

"Hari ini saya datang untuk menyerahkan semua persyaratan yang diminta untuk mencalonkan diri sebagai kandidat ketua umum partai Golkar periode 2019-2024," kata Bamsoet di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (2/11/2019).

Dia menambahkan, bukan persoalan mudah dan banyak rintangan yang ia hadapi sampai akhirnya selesai mendaftar pada hari ini. Tetapi, dengan tekad kuat Bamsoet memutuskan maju sebagai calon ketua umum Golkar.

"Tentu dengan suatu niat, suatu tekad, agar partai yang kami cintai ini ke depan bisa jauh lebih baik dan tata kelola partai juga bisa jauh lebih baik sesuai AD/ART serta PO atau peraturan organisasi," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pengurus Harus Konsisten

Bamsoet
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjadi pembicara kunci dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Posbakum Golkar di Jakarta, Selasa (12/11/2019). Diskusi tersebut membahas mengangkat tema 'Golkar Mencari Nakhoda Baru'. (Liputan6.co/Johan Tallo)

Bamsoet menyebut, bila partai Golkar ingin besar, semua pengurus harus konsisten melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan partai. Dia bilang, pola partai berbeda dengan sebuah perusahaan.

"Karena anggota dan kader-kadernya tidak digaji, tidak menerima imbalan apapun, ini adalah kerja sukarela, kerja-kerja politik. Sehingga pendekatannya pun berbeda, tidak pendekatan kekuasaan dan intimidatif. Ini harus lebih kepada pendekatan aspiratif," tukas Bamsoet. 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya