Jadi Wantimpres, Pakde Karwo Tegaskan Bukan Lagi Kader Demokrat

Soekarwo mengaku telah berkomunikasi dengan Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait hal itu.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 13 Des 2019, 20:44 WIB
Diterbitkan 13 Des 2019, 20:44 WIB
Presiden Jokowi Lantik 9 Anggota Wantimpres
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) bersalaman dengan mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai dilantik sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Jokowi melantik Soekarwo sebagai anggota Wantimpres. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo menegaskan penunjukan dirinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bukan mewakili Partai Demokrat.

Sebab, dirinya sudah keluar dari partai berlambang mercy itu sejak menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia, pada Mei 2019. Soekarwo mengaku telah berkomunikasi dengan Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait hal itu.

"Oh sudah (keluar dari Demokrat)," kata Soekarwo usai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Menurut dia, SBY pun tak mempermasalahkan soal dirinya yang keluar dari Demokrat. Pasalnya, dalam peraturan memang tak bisa merangkap jabatan.

"Prinsip silakan (keluar) karena memang aturan perundangannya enggak bisa," ucap Soekarwo.

Menjadi Wantimpres, dia mengatakan akan memberi sejumlah masukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait masalah yang terjadi di tingkat nasional, internasional, perkotaan, ekonomi, hingga sosial. Namun, Soekarwo akan lebih fokus terhadap masalah UMKM.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

9 Anggota Wantimpres

Pelantikan Wantimpres berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 137/P/2019 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pertimbangan Presiden. Mantan Menko Polhukam Wiranto ditunjuk sebagai Ketua merangkap anggota Wantimpres.

Sementara, delapan anggota lainnya yaitu Sidarto Danusubroto (politisi senior PDIP), Agung Laksono (politisi senior Partai Golkar), Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group), Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu).

Kemudian, Mardiono (politisi PPP), Arifin Panigoro (bos Medco Energi), Soekarwo (mantan Gubernur Jawa Timur), hingga Luthfi bin Yahya (Tokoh NU).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya