Dr. H. Soekarwo, S.H, M.Hum adalah seorang Gubernur Jawa Timur. Pria kelahiran 16 Juni 1950 ini sudah menjadi petahana sejak 12 Februari 2009.
Lahir dan besar Madiun, Soekarwo lantas berkelana ke kota Surabaya guna menempuh pendidikan di Universitas Airlangga Fakultas Hukum dan menempuh gelar Pascasarjana di Universitas Surabaya. Ia menggenapi pendidikannya dengan meraih gelar Doktor di Universitas Diponegoro Semarang.
Karier politik dari mantan Pegawai Negeri Sipil ini diawali pada tahun 2009. Ia yang saat itu berumur lebih dari 50 tahun terpilih sebagai gubernur Jawa Timur setelah melalui seleksi Pilkada selama tiga putaran. Ia resmi dilantik bersama Saifullah Yusuf sebagai Wakil Gubernur pada tanggal 12 Februari 2009.
Kinerjanya yang bagus dan pembangunan infrastruktur yang pesat membawa ia kembali menjadi orang nomor satu di Jawa Timur untuk periode 2014 hingga 2019.
Dukungan dari SBY untuk Pilkada DKI
Partai Demokrat mulai melirik Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau yang karib disapa Pakde Karwo untuk menjadi salah satu pesaing Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Hinca menyatakan, partainya tak akan memaksa Soekarwo. Semua keputusan dikembalikan kepada pria kelahiran Madiun tersebut.
Disinggung mengenai calon lainnya, Hinca mengatakan, bursa calon Gubernur DKI Jakarta terbuka bagi setiap kader Demokrat. Pendaftaran juga telah dibuka hingga 30 April 2016.
Menelisik Kasus Tambang
Penganiayaan berujung kematian aktivis Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur mendapat perhatian khalayak ramai. Penganiayaan diduga bermula dari penolakan para aktivis menolak aktifitas tambang pasir liar di Desa Selo Awar-Awar.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengakui, kalau para penambang liar merupakan sekelompok orang yang dipimpin Kepala Desa Selo Awar-Awar, Hariyono. Penambangan liar itu dilakukan di tengah penghentian penambangan oleh PT IMMS.
Tak cuma itu, dugaan adanya pejabat di Jawa Timur yang turut 'bermain' dari aktifitas penambangan pasir itu juga disoroti pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini. Namun, soal dugaan itu, Sukarwo mengaku masih ditelusuri. "Masih dicek (pejabat terlibat)," ujar Sukarwo.
Salim Kancil tewas setelah diduga dianiaya segerembolan preman pada Sabtu (16/9/2015) di desanya, sedangkan rekannya Tosan, terluka parah. Peristiwa ini diduga bermula dari sikap para petani yang bergabung dalam Forum Petani Anti-Tambang Desa Selo Awar-Awar, menolak aktifitas penambangan di Pantai Watu Pecak, Desa Selo Awar-Awar.
Salim dan puluhan petani lainnya pun mengajukan permohonan unjuk rasa penolakan penambangan kepada pihak berwenang. Namun penyampaian pendapat belum terlaksana, Salim dan Tosan sudah diduga diculik segerombolan preman di rumahnya.
Berita Terbaru
Timses Ridwan Kamil-Suswono Gelar Doa Bersama di Masa Tenang Pilkada Jakarta 2024
Simak, Profil Cagub dan Cawagub Pilkada 2024 Sulawesi Tenggara
Mabes Polri Kirim Brimob untuk Pengamanan Pilkada Dompu, Kenapa?
Taubat Pasti Diterima Allah, tapi yang Seperti Ini Kata Gus Baha
Atta Halilintar Rela Kehujanan di Acara Kampanye Krisdayanti, Disebut Menantu Idaman
Menko Polkam Minta AKP Dadang Iskandar Dihukum Berat
Mengintip Profil Paslon Pilgub Sulawesi Selatan 2024 dan Riwayat Pendidikannya
Bahaya Tanam Pohon di Lintang Tinggi, Bikin Pemanasan Global Makin Parah
Hari Tenang Pilwalkot 2024, Kota Semarang Bersih dari APK
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 26 November 2024
Cara Praktis Mengolah Lidah Sapi Agar Empuk dan Antibau
Cara Mudah Membuat Ikan Teri Goreng Tetap Renyah Tanpa Tepung