Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmavati mengaku, setiap pagi ada tujuh laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masuk ke ponselnya. Laporan itu ia peroleh setiap usai bangun tidur.
"Setiap hari kalau saya baru buka mata, pasti saya baca WA (Whatsapp). Kemudian mencari info itu rata-rata tujuh kasus (kekerasan) itu pasti masuk. Yang terjadi baik kepada perempuan maupun anak," ucap Gusti Ayu di kawasan Koja, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2019).
Menteri PPPA menyadari betul bahwa angka tersebut tidaklah sedikit. Oleh karenanya, selaku kemeterian yang bertanggung jawab terhadap isu tersebut, pihaknya menawarkan beberapa jurus.Â
Advertisement
Salah satunya adalah menelurkan program pemberdayaan perempuan yang berbasiskan pada kewirausahaan. "Kami, kalau kita (perempuan) berdaya secara materi, kita akan punya bargaining position dalam keluarga," ucapnya.
Gusti Ayu pun membocorkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan beberapa lembaga lain untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan bagi perempuan di tingkat desa. Saat ini ia masih menggodok program tersebut.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Target 2020
Gusti Ayu memprediksi bahwa pada 2020 program pemberdayaan perempuan di tingkat desa itu bisa diimplementasikan. "Dan bukan hanya perempuan saja (yang ikut pelatihan), nanti ada 70 dengan 30. Yang 30-nya itu bapak-bapak," kata Menteri PPPA.
Bukan tanpa alasan pelibatan bapak-bapak dalam pelatihan pemberdayaan perempuan tersebut. Menurut menteri asal Pulau Dewata itu, pemberdayaan perempuan tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan para kaum laki-laki atau suami.
Advertisement