Hendropriyono: Mestinya OPM Masuk Daftar Teroris Internasional

Hendropriyono mengatakan kita masih menganggap KKB sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata. Padahal bukan. Mereka ini adalah pemberontak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Des 2019, 18:26 WIB
Diterbitkan 23 Des 2019, 18:26 WIB
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono. (Liputan6.com/Yunizafira Putri Arifin Widjaja)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono mengkritik apa yang terjadi di Papua saat ini. Dia meminta pemberontak di sana jangan lagi disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Kita masih saja menganggap mereka KKB, Kelompok Kriminal Bersenjata, bukan. Mereka ini adalah pemberontak. Masalah ini bukan kriminal saja. Kalau kita terus berpegang di situ, kenapa kita majukan tentara," kata Hendropriyono di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Dia meminta para Organisasi Papua Merdeka atau OPM lebih baik masuk dalam daftar teroris internasional.

"Mestinya OPM itu sudah masuk ke list terrorist international. Karena dia sudah membunuh rakyat yang tidak ngerti apa-apa. Itu sudah salah. Mereka bunuh tentara, polisi, rakyat juga dibunuh. Dan ini bisa sangat sulit dipecahkan," ungkap Hendropriyono.

Dia juga menyarankan, agar semua pihak menyadari bahwa pentingnya menjaga keutuhan Papua dari Indonesia.

"Kita harapkan bisa menyadari ini, seluruh komponen rakyat Indonesia. Kita tidak hanya bisa bersandar pada pemerintah eksekutif dan legislatif. Dan kita harapkan bahwa jajaran pemerintah, Polhukam, Pertahanan, semuanya kita ikut berpatisipasi permasalahan ini. Jangan tenang-tenang saja," tukas Hendropriyono.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Semua Harus Menanganinya

Menurut dia, semua pihak harus serius menangani hal ini.

"Ya saya harapkan semua segera yang serius tangani, jangan cuma jalan-jalan aja. Ini mulai masalah teknis di lapangan, sampai politik internasional harus terintegrasi sejak perencanaan sampai operasi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya