Anies Baswedan Perkuat Tanggul Latuharhari agar Tak Jebol, Usai Ada Rembesan

Tinjauan Anies Baswedan dilakukan agar tanggul tidak kembali jebol seperti bencana banjir pada 2013.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Jan 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2020, 11:40 WIB
Anies Baswedan menyambangi lokasi banjir Jakarta
Anies Baswedan menyambangi lokasi banjir Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan kekuatan tanggul di Jalan Latuharhari, Jakarta Selatan. Hal itu agar tanggul tidak kembali jebol seperti bencana banjir pada 2013.

"Tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhari terus diperkuat. Kita masih bekerja memperkuat tanggul agar tidak jebol kembali seperti banjir besar di 2013," kata Anies lewat Instagram pribadinya @aniesbaswedan, Sabtu (4/1/2020).

Tinjauan dilakukan Anies pada Jumat, 3 Januari 2020 menjelang pukul 22.00 WIB malam. Pihaknya mendapat laporan dari Suku Dinas Tata Air DKI Jakarta bahwa terjadi rembesan yang dideteksi terjadi sejak 1 Januari 2020.

"Puluhan petugas kita masih bekerja memperkuat tanggul agar tidak jebol," jelasnya.

Anies yakin, secara bertahap banjir di Jakarta yang terjadi pada tiga hari lalu dapat segera teratasi dengan kerja keras seluruh elemen masyarakat. 

"Insyaallah kebahagiaan masyarakat ketika mereka bisa kembali ke rumahnya dan berkegiatan menjadi obat kelelahan kita yang dibalas pahala Allah SWT," Anies menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyebab Banjir Versi BNPB

Sejumlah wilayah di Jabodetabek terendam banjir dalam beberapa hari ini. Curah hujan yang tinggi dituding sebagai dalang di balik bencana tersebut.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, penyebab utama banjir dan tanah longsor adalah alih fungsi lahan.

"Saya pernah ditanya oleh Bapak Presiden apa penyebab utama longsor dan banjir? Yang pertama akibat (sebab) banjir dan tanah longsor itu alih fungsi lahan," kata Doni di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Doni menyebutkan, alih fungsi lahan tersebut misalnya pengalihan fungsi lahan yang semula hutan kemudian berubah menjadi perkebunan. Sehingga, lanjut dia, keseimbangan alam terganggu dan akhirnya menimbulkan banjir dan longsor.

"Mudah-mudahan ini peringatan kepada kita semua, kepada pemerintah daerah, kepada pelaku usaha untuk betul-betul melakukan kegiatan usahanya (dengan) mempertimbangkan keseimbangan alam," jelas Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya