Berharap Angpau di Vihara Amurva Bhumi Jatinegara

Aisyah (31) mengaku pada tahun sebelumnya bisa mengumpulkan Rp 200 ribu saat Imlek.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2020, 16:11 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 16:11 WIB
Sembahyang Malam Imlek di Vihara Amurva Bhumi
Warga keturunan Tionghoa menyalakan lilin saat sembahyang Vihara Amurva Bhumi, kawasan Karet Semanggi, Jakarta, Jumat (24/1/2020) malam. Ibadah tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2571/2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pengemis berdatangan ke Vihara Amurva Bhumi, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2020. Pada perayaan Hari Raya Imlek 2571, mereka berharap sejumlah angpau dari jemaat yang telah sembahyang.

Di antaranya adalah Sri (57) dan Atik (43) warga asal Penas yang tinggal di bantaran Sungai Kalimalang. Untuk pertama kalinya mereka terpaksa memutuskan mengemis karena rumahnya kebanjiran.

"Nggak ada uang lagi. Jadi saya ke sini," kata Sri.

Satu jam berjalan kaki menuju vihara membuat kaki mereka pegal-pegal. "Ya jauh mas jalan kaki tadi ke sini," ucap Sri.

Sri dan Atik, masih terlihat malu-malu ketika meminta uang kepada para jemaat yang lewat usai beribadah Imlek.

Sementara itu, pengemis lainnya, Aisyah (31) mengaku pada tahun sebelumnya bisa mengumpulkan hingga Rp 200 ribu saat Imlek. "Biasanya satu jemaat ngasih goceng, ceban," tutur Aisyah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ibadah Imlek

Sembahyang Malam Imlek di Vihara Amurva Bhumi
Warga keturunan Tionghoa melaksanakan sembahyang di Vihara Amurva Bhumi, kawasan Karet Semanggi, Jakarta, Jumat (24/1/2020) malam. Ibadah tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2571/2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Warga memadati Vihara Amurva Bhumi di Jatinegara, Jakarta Timur untuk melakukan ibadah Imlek 2571 Kedatangan para jemaat disambut hangat oleh para pengurus vihara.

Vihara ini didominasi warna merah dan kuning. Di dalamnya terdapat lilin merah yang terus menyala hingga habis sebagai simbol cahaya kehidupan. Cermin yang menghiasi dinding sebagai simbol kesucian atau kebersihan.

"Gong Xi," ucap pengurus sambil mengepalkan tangan kepada para jemaat yang berdatangan, Sabtu (25/1/2020).

Para jemaat kemudian membakar uang kertas (Kim Cua). Prosesi sembayang dilakukan dengan sangat khidmat dengan aroma dupa yang menyeruak.

Para jemaat mengelilingi tujuh altar. Setiap altar terdapat patung beberapa dewa salah satunya Dewa Tu Tik Pak Kung yang berada di altar utama. Selain itu ada patung Budha, Shiddhartha Gautama dan Dewi Guan Yin sebagai Dewi Welas Asih yang memiliki paras cantik.

Di setiap altar, jemaat juga meletakkan beberapa dupa yang sudah di nomor kan dari satu sampai lima belas. Para jemaat berdoa pada Imlek tahun ini agar mendapatkan hasil bumi melimpah di tahun tikus logam ini.

"Semoga rejeki di lancar dan datang berlimpah," ucap salah satu jemaat Nai Dirga (30).

Di sisi lain, seorang biarawati memukul gong dengan keras beberapa kali untuk memanggil para dewa-dewi. Pada akhir prosesi ibadah para jemaat meletakkan uang sedekah se iklasnya di kotak amal yang di sediakan.

 

(Rizki Putra Aslendra)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya