Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda kawasan Kecamatan Periuk, Kota Tangerang sejak Senin, 3 Februari 2020. Banjir tersebut terjadi akibat luapan Kali Ledug.
Akibat banjir, ribuan warga pun mengungsi. Petugas gabungan dari BPBD, Tim Tagana, Satpol PP, sejak Senin malam itu melakukan evakuasi gencar-gencaran dan menyisir tiap rumah warga yang terendam 150 hingga 250 cm.
Saat ini, sebagian mereka mengungsi di GOR Total Persada. Ribuan warga itu mengeluhkan ketercukupan air bersih untuk sekedar MCK atau mencuci botol susu anak.
Advertisement
Meski sudah hampir seminggu, banjir belum juga surut. Hal itu lantaran aliran air yang berada di bawah jembatan Jalan Raya Kutabumi melamban.
Kecepatan air mengalir lamban lantaran terhalang jembatan yang tanahnya berada di wilayah Kabupaten Tangerang.
Berikut 5 hal tentang banjir di kawasan Kecamatan Periuk, Kota Tangerang dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ribuan Warga Mengungsi
Ribuan warga di kawasan Kecamatan Periuk, Kota Tangerang diungsikan ke puluhan titik tempat pengungsian lantaran ketinggian air banjir mencapai 2,5 meter.
Petugas gabungan dari BPBD, Tim Tagana, Satpol PP, sejak Senin malam 3 Februari 2020 melakukan evakuasi gencar-gencaran, dan menyisir tiap rumah warga yang terendam 150 hingga 250 cm, akibat luapan Kali Ledug.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin bersama sejumlah kepala OPD Pemkot Tangerang, meninjau langsung kawasan perumahan yang terdampak banjir tersebut.
"Usahakan agar masyarakat bisa dievakuasi karena air sudah tinggi dan kemungkinan masih akan turun hujan," ujarnya kepada petugas gabungan yang membantu proses evakuasi warga di perumahan Periuk Damai RW. 08, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Senin malam 3 Februari 2020.
Pemerintah Kota Tangerang juga telah menurunkan sejumlah petugas gabungan yang terdiri dari petugas Dishub, Satpol PP, BPBD, Dinas PUPR, serta bantuan dari TNI guna membantu proses evakuasi serta pengamanan di sekitar lokasi terdampak banjir.
"Sebagai langkah preventif, Pemkot memutus sementara aliran listrik di lokasi-lokasi yang saat ini sedang tergenang banjir, supaya lebih aman dan tidak ada korban akibat aliran listrik," kata Wakil Wali Kota Tangerang ini.
Ketinggian air yang menggenangi perumahan Periuk Damai mencapai 250 cm. Dampaknya, sebanyak 1.116 jiwa mengungsi di Masjid Al Jihad yang juga berada di perumahan tersebut. Warga juga ada yang mengungsi di gor RW yang berdekatan dengan masjid tersebut.
Â
Advertisement
Banjir Akibat Tanggul Jebol
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang akan segera menanggulangi tanggul yang jebol di Perumahan Total Persada dan Periuk Damai, Kota Tangerang yang membuat dua perumahan tersebut terendam 2 sampai 3,5 meter.
Namun, hal tersebut akan dilakukan setelah banjir sudah surut. Sebab, saat ini posisi tanggul sudah terendam luapan air Kali Ledug.
"Saat ini fokus sama evakuasi dulu, setelah surut baru perbaikan, supaya lebih mudah. Kita juga ada pompa air supaya air surut lebih cepat," ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang, Taufik Syahzeni.
Taufik menjelaskan, bila di perumahan Periuk Damai yang jebol adalah turab. Sementara di Total Persada yang jebol adalah tanggung, yang memisahkan ratusan rumah warga dengan aliran Kali Ledug.
Hujan yang mengguyur wilayah kota Tangerang sejak kemarin, Senin, 3 Februari 2020 membuat volume air di Kali Ledug melebihi kapasitas, hingga membuat pemisah tersebut jebol dan mengakibatkan rumah warga terendam air.
Taufik juga menjelaskan, posisi kali tersebut berada di atas pemukiman warga. Wilayah tersebut juga memiliki ketinggian dataran yang berbeda-beda. Sehingga, wilayah yang paling rendah terdampak banjir paling parah, bahkan hingga mencapai ketinggian lebih dari 1 meter.
"Jadi posisi rumah warga, terutama yang di RT 08 ada di bawah kali. Sehingga terdampak paling parah. Yang rumahnya di dataran lebih tinggi juga ikut kena karena luapan airnya besar sekali," tuturnya.
Â
Kendala Banjir Susah Surut
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah ungkap kendala dalam penanganan luapan Kali Ledug dan anak sungai lain yang terhubung, sehingga menyebabkan banjir yang menggenangi ratusan rumah warga di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, hingga saat ini masih tinggi.
"Kemarin siang itu, informasi dari Kabid OP Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane, arus air di bawah jembatan Jalan Raya Kutabumi kecepatan aliran airnya melamban, 0.5 meter/detik," kata Arief, Kamis (6/2/2020) pagi.
Lalu setelah jembatan, kecepatan aliran airnya langsung mengarah ke angka 1.15 meter/detik. Sehingga ada kelambatan sekitar 0,5 meter/detik di bawah jembatan tersebut.
Petugas pun memyimpulkan, aliran air melamban lantaran terhalang jembatan yang ranahnya berada di wilayah Kabupaten Tangerang.
"Untuk itu, kami segera tindaklanjuti temuan ini dengan pihak terkait, agar hambatan ini bisa diatasi," kata Wali Kota Arief.
Dia juga mengusulkan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, agar Sungai Cirarab yang melintas di wilayah Kecamatan Periuk dapat segera dinormalisasi.
"Sebelumnya kita sudah ajukan rencana normalisasi sungai," terang Arief.
Pengajuan tersebut bukan tanpa alasan mengingat kapasitas Sungai Cirarab dirasa kurang memadai saat menerima kiriman air dari hulu, terlebih di saat memasuki musim penghujan sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut.
"Seperti sekarang akhirnya air limpas ke perumahan. Padahal sudah ada turap yang dibangun di sepanjang wilayah Kecamatan Periuk," kata Arief.
Â
Advertisement
Pompa Mulai Sedot Air Banjir
Banjir mulai surut, 12 pompa satelit yang berada di tanggul Kali Ledug mulai dioperasikan untuk menyedot volume air banjir di sejumlah pemukiman warga.
"Sudah dari kemarin pagi dioperasikan. Karena aliran kali disekitar Situ Bulakan sudah mulai surut, jadi kita maksimalkan pompa-pompa yang ada," tutur Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Kamis (6/2/2020).
Menurutnya, ada 6 pompa yang sudah dioperasikan di Pintu Kali Ledug. Lalu 3 lainnya di kali di sekitar Situ Bulakan, sisanya ditambah dari pengoperasian 2 unit mobil pompa.
"Kita optimis bisa maksimal, buktinya dari kemarin itu sudah mulai surut. Begitu juga hari ini, kita usahakan semaksimal mungkin," ujar Arief.
Sementara, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah mengerahkan petugas yang mengoperasionalkan pompa air di pintu air 5 dan pintu air 3 Situ Bulakan yang berada di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Kepala Bidang Tata Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang Fachri Wahyudi mengatakan, Dinas PUPR sudah mengerahkan petugas khusus untuk mengoperasionalkan pompa air.
"Kalau untuk yang standby di pompa air ada 12 petugas yang kami kerahkan, mereka tidak pulang, mereka siaga kalau ada kenaikan dan penurunan debit air," katanya.
Selain itu, Fachri menjelaskan di pintu air 3 Mutiara Pluit, Pemkot Tangerang melalui Dinas PUPR menyediakan 3 pompa air berkapasitas 700 liter, 500 liter dan 300 liter/detik.
Â
Keluhan Warga
Ratusan rumah di Kecamatan Periuk Kota Tangerang masih terendam banjir hingga sepekan ini. Banjir sempat mencapai ketinggian hingga 3,5 meter. Ribuan warga yang terdampak pun mulai membutuhkan lebih banyak air bersih dan MCK yang memadai.
Seperti para pengungsi di GOR Total Persada, ribuan warganya mengeluhkan ketercukupan air bersih untuk sekedar MCK atau mencuci botol susu anak.
"Iya, kamar mandinya cuma dua. Orangnya banyak banget, jadi ya harus sabar-sabar," kata Lastri, salah seorang pengungsi, Rabu malam 5 Februari 2020.
Warga pun memanfaatkan air bersih dari sejumlah tempat fasilitas umum lain yang tidak ikut terendam banjir. Seperti Sekolah dasar, posyandu dan puskesmas yang berada di satu lokasi.
Aduan warga soal kebutuhan air bersih pun langsung dijawab oleh pemkot setempat. PDAM Tirta Benteng misalnya, yang langsung menyediakan toren di sejumlah titik.
"Kalau Total Persada baru 2 hari ini terendam banjir, sementara Garden City dan Periuk Damai sudah lebih dulu, jadi kita fokus di sana baru saat Total Persada juga ikut terdampak, kita kirim air bersih ke sini," tutur Humas PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Ikhsan Sodikin.
Sampai saat ini, ada 11 titik toren dengan kapasitas 2.300 sampai 3.000 liter air bersih yang disediakan.
Untuk pengungsian di Total Persada disediakan 6 toren, di antaranya berada di GOR Total Persada tersedia 2 toren air bersih, sisanya ada di Masjid Al Jihad, lalu 2 titik lain di Perumahan Taman Elang.
"Jadi setiap ada laporan air toren habis, petugas langsung menuju lokasi dengan membawa mobil tangki air bersih. Kita isi ulang terus sampai musibah banjir ini selesai," ungkap Ikhsan.
Bukan hanya ketersediaan air bersih, kebutuhan MCK pun ditambah. Seperti ketersediaan MCK Portable yang disediakan Dinas Perkim di sejumlah titik pengungsian.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pemerintah terus memberikan bantuan kepada seluruh korban banjir yang mengungsi ke sejumlah posko yang telah disediakan.
"Kita akan bantu warga yang mengungsi baik dilakukan pengecekan kesehatan, pasokan makan hingga air bersih," ujar Arief.
Bukan hanya di Total Persada saja, hingga saat ini terdapat 4.900 jiwa yang terdampak banjir di wilayah Kecamatan Periuk.
Arief juga mengklaim, semua tim sudah dikerahkan, baik dari Pemerintah Kota Tangerang, Polri dan TNI untuk membantu korban banjir.
Bahkan bantuan dari Polda sebanyak tiga tim sudah bersiaga dengan perahu karetnya sejak Senin, 3 Februari 2020. Lalu TNI bersama ibu rumah tangga setempat yang tidak terdampak banjir, sudah bahu membahu memasak di Dapur Umum yang berdekatan dengan lokasi pengungsian.
Advertisement