Kisah Mantan Presiden AS Jimmy Carter, Tinggal di Rumah Sederhana 43 Tahun

Setelah meninggalkan Gedung Putih pada 1981, mantan Presiden AS Jimmy Carter memilih untuk menjalani kehidupan yang sederhana.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 11 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 06:00 WIB
Mantan Presiden ke-39 AS Jimmy Carter (kiri). (AP File)
Mantan Presiden ke-39 AS Jimmy Carter (kiri). (AP File)

Liputan6.com, Jakarta Setelah meninggalkan Gedung Putih pada tahun 1981, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter memilih untuk menjalani kehidupan yang sederhana. Selama 43 tahun terakhir, ia tinggal di rumah kecil yang ia bangun sendiri pada 1961 di Plains, Georgia.

Rumah itu hanya memiliki dua kamar tidur, terakhir dinilai sekitar USD 167.000 atau kurang lebih Rp 2,7 miliar, lebih murah dibandingkan kendaraan lapis baja Dinas Rahasia yang diparkir di luar rumahnya.

Dikutip dari CNBC pada Sabtu (11/1/2025), Jommy Carter, yang meninggal dunia pada 29 Desember 2024 di usia 100 tahun merupakan presiden pertama Amerika Serikat yang mencapai usia seabad. Pemakamannya digelar pada 9 Januari 2025 di Katedral Nasional Washington, D.C., dengan Presiden Joe Biden menetapkan hari itu sebagai hari berkabung nasional.

Kehidupan Sederhana Carter

Carter menghabiskan hari-harinya dengan cara yang sangat hemat. Dia biasa makan malam dengan tetangganya menggunakan piring kertas dan anggur murah, membuat yogurt sendiri, serta membeli pakaiannya di toko lokal seperti Dollar General. Bahkan, dia sering menggunakan penerbangan komersial, bukan pesawat pribadi.

“Saya tidak pernah memiliki ambisi untuk menjadi kaya,” katanya dalam wawancara dengan The Washington Post pada tahun 2018.

Sebagian besar pendapatannya dihasilkan dari menulis buku. Carter menulis 66 buku, termasuk buku anak-anak dan memoar yang menggambarkan masa jabatannya sebagai presiden. Selain itu, ia juga menerima pensiun tahunan sebesar USD 246.400, seperti mantan presiden lainnya, serta tunjangan pemerintah sekitar USD 118.000 untuk kebutuhan perjalanan dan ruang kantor.

Penghormatan ke Jimmy Carter, Bursa New York hingga Nasdaq Tutup

Pasar saham Amerika Serikat akan ditutup pada 9 Januari mendatang, dalam rangka pemberian penghormatan kepada Presiden AS ke-39, Jimmy Carter yang telah wafat pekan lalu.

Penutupan ini melanjutkan tradisi lama Wall Street dalam masa berkabung untuk para pemimpin negara AS.

 Mengutip US News, Kamis (2/1/2025) Bursa Efek New York maupun Nasdaq mengumumkan berencana untuk menutup pasar saham dan opsi mereka pada 9 Januari untuk memperingati Hari Berkabung Nasional atas wafatnya Jimmy Carter.

Nasdaq dan NYSE juga masing-masing melakukan hening cipta pada Senin, 1 Januari 2025 untuk mengenang Carter. 

NYSE juga mengatakan akan mengibarkan bendera AS setengah tiang selama masa berkabung mendiang presiden tersebut.

Presiden Nasdaq, Tal Cohen menuturkan bursa akan menutup pasarnya pada 9 Januari "untuk mengenang kehidupan (Carter) dan menghormati warisannya.

Ia menambahkan, Carter dikenang sebagai sosok pemimpin teladan, seseorang yang tanpa lelah melanjutkan upayanya untuk meningkatkan kondisi masyarakat bahkan setelah masa jabatannya selesai.

Dalam pengumuman terpisah, Presiden NYSE Group Lynn Martin juga memuji "warisan kemanusiaan yang abadi" Carter dan mengatakan bahwa bursa berencana untuk menghormati pengabdiannya seumur hidup.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mendeklarasikan 9 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional tak lama setelah Carter wafat pada hari Minggu. Wall Street juga memiliki tradisi untuk memberi penghormatan kepada mendiang pemimpin negara dan menutup pintu mereka pada hari-hari yang ditentukan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya