Liputan6.com, Jakarta - Indonesia resmi menjadi anggota BRICS. Hal ini usai Brasil, yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun 2025, mengumumkan pada Senin (6/1/2025) bahwa Indonesia telah diterima sebagai anggota penuh blok tersebut. Sebelumnya, status Indonesia adalah sebagai negara mitra BRICS.
Bergabung dengan BRICS atau OECD membawa berbagai keuntungan bagi negara anggotanya, terutama dalam bidang ekonomi, politik, dan pembangunan sosial. Kemitraan ini juga diharapkan menjadi katalis positif untuk pasar modal tanah air, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Advertisement
Baca Juga
"Yang direct (langsung) tentu kita harapkan ada aliran investasi masuk dari sesama negara BRICS. Yang indirect adalah tentu dari aktivitas ekonominya. Dari kerjasama tersebut bisa meningkatkan aktivitas ekonomi di dalam negeri," kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, Liputan6.com, dikutip Sabtu (11/1/2025),
Advertisement
Kemudian itu bisa diterjemahkan menjadi meningkatnya kinerja emiten-emiten yang tercatat di bursa. Sehingga performanya akan meningkat.
Gejolak dan Tantangan
Pasar modal selalu dihadapkan pada tantangan dan gejolak yang datang secara periodik. Namun, pengalaman selama 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa tantangan-tantangan tersebut dapat dilalui dengan kolaborasi dan sinergi yang solid antara berbagai pihak.
Bursa tidak bisa bekerja sendiri dalam mengantisipasi dan mengatasi gejolak. Dalam lingkup yang lebih sempit, koordinasi dilakukan antara Self-Regulatory Organizations (SRO) seperti bursa efek, lembaga kliring, dan kustodian. Di tingkat yang lebih luas, kolaborasi melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pelaku industri keuangan, hingga forum-forum skala nasional yang dibentuk untuk menjaga stabilitas pasar.
Langkah-langkah koordinasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penguatan regulasi, mitigasi risiko sistemik, hingga penyusunan kebijakan yang mendukung keberlanjutan pasar modal. Dengan pendekatan ini, diharapkan bursa dapat terus bertahan dan berkembang di tengah dinamika pasar yang penuh tantangan.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi landasan penting untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan pasar modal tetap menjadi motor penggerak perekonomian nasional.
Indonesia Diterima Jadi Anggota Penuh Blok Negara Berkembang BRICS
Indonesia akhirnya diterima menjadi anggota penuh blok ekonomi negara-negara berkembang BRICS. Hal ini diumumkan oleh Brasil yang merupakan ketua dari blok tersebut pada Senin waktu setempat.
Dikutip dari Associated Press, Selasa (7/1/2025), Kementerian Luar Negeri Brasil menyebutkan bahwa pencalonan Indonesia sebenarnya telah disetujui oleh para pemimpin BRICS pada Agustus 2023.
Namun, Indonesia dengan negara dengan populasi terpadat keempat di dunia ini memilih untuk bergabung secara resmi dengan BRICS setelah pembentukan pemerintahan yang baru terpilih tahun lalu.
“Pemerintah Brasil menyambut baik masuknya Indonesia ke dalam BRICS,” kata pemerintah Brasil dalam sebuah pernyataan.
“Dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki komitmen yang sama dengan anggota lainnya untuk mereformasi lembaga tata kelola global dan memberikan kontribusi positif untuk memperdalam kerja sama Selatan-Selatan.”
Advertisement
Anggota BRICS
BRICS dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok pada 2009, dan Afrika Selatan ditambahkan pada tahun 2010. Tahun lalu, aliansi tersebut diperluas hingga mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Arab Saudi telah diundang untuk bergabung tetapi belum bergabung.
Turki, Azerbaijan, dan Malaysia telah secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi anggota dan beberapa negara lain telah menyatakan minatnya.
Organisasi ini dibentuk sebagai penyeimbang bagi Kelompok G7, yang terdiri dari negara-negara maju.
Namanya berasal dari istilah ekonomi yang digunakan pada awal tahun 2000-an untuk menggambarkan negara-negara berkembang yang diperkirakan akan mendominasi ekonomi global pada tahun 2050.