Liputan6.com, Jakarta - Lahan kosong di tengah permukiman Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditemukan paparan radioaktif. Penemuan tersebut berawal saat petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) tengah melakukan pengecekan rutin, pada 30 hingga 31 Januari 2020.Â
Awal ditemukan, tingkat radiasi masih dalam batas normal. Namun saat pengecekan ulang dilakukan, paparan radiasinya meningkat.Â
"Tim uji fungsi melakukan pengecekan ulang dan penyisiran di sekitar daerah tersebut dan ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal," kata Kabag Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN Abdul Qohhar, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 14 Februari 2020.
Advertisement
Untuk menghindari efek dari radiasi yang dapat ditimbulkan, garis kuning dilarang melintas dipasang petugas dengan radius 5 meter.Â
"Iya, radius 5 meter. Memang kan digaris kuning itu sekitar 5 meter luasannya. Jadi warga tidak boleh melintas," tutur Abdul.
Proses pembersihan paparan radioaktif di Perumahan Batan Indah akan dilakukan selama 20 hari ke depan. Petugas BATAN akan berkoordinasi dengan BAPETEN.Â
Berikut sederet fakta terkait adannya paparan radioaktif di permukiman warga Tangerang Selatan dihimpun dari Liputan6.com:Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berawal dari Uji Rutin
Adanya paparan radioaktif awalnya ditemukan oleh petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pada akhir Januari 2020.
"Uji fungsi itu memang rutin digelar untuk mengetahui kadar normal atau tidaknya radioaktif di sekitaran Batan. Pada akhir Januari lalu dilakukan di wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, daerah Muncul, Kampus ITI, Perumahan Batan Indah dan Stasiun KA Serpong," ujar Abdul Qohhar.
Menurut dia, secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan di daerah tersebut masih normal atau paparan latar.
Namun, pada pemantauan di Perumahan Batan Indah, ada kenaikan nilai paparan radiasi di area tanah kosong di samping lapangan voli Blok J.
Advertisement
Serpihan Sumber Radioaktif Ditemukan
Awal Februari lalu, BAPETEN menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif dan langsung diangkat. Abdul pun enggan menjelaskan serpihan apa yang dimaksud.
"Kalau untuk itu, kami belum bisa menginformasikan. Tapi yang pasti, setelah diangkat, dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal," katanya.
Proses cleanner pun masih terus dilakukan. Misalnya dengan cara pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi.
Setelah pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut, dan dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan. Namun, masih di atas nilai normal.
"Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area tersebut, dan perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi," jelas Abdul.
Pengerukan tanah pun tetap dilakukan sampai kadar paparan radiasi berada di angka normal. "Belum bisa dipastikan kapan selesai, pokoknya setiap hari diukur, kalau masih diatas normal terus dikeruk," kata Abdul.
Namun, Abdul memastikan untuk air bersih atau air tanah di wilayah tersebut dipastikan aman untuk dikonsumsi. "hasil identifikasi yang kami peroleh, utk air sumur aman dikonsumsi," ujarnya.Â
Ambil Sampel Tanah dan Air Sumur
Tim BATAN dan BAPETEN telah mengambil sampel vegetasi, tanah, dan air sumur di sekitar lokasi untuk memastikan kemungkinan terjadinya kontaminasi silang atau terjadi pencemaran.
Dilakukan juga kegiatan dekontaminasi dengan pengerukan tanah dan pemotongan pohon atau tanaman, dengan didampingi tim BAPETEN. Material yang diambil, selanjutnya dikirim ke PTLR-BATAN untuk diolah lebih lanjut.
Berdasarkan pengukuran laju paparan setelah pelaksanaan kegiatan dekontaminasi, diperoleh hasil bahwa laju paparan menggalami penurunan yang signifikan. Namun, masih tetap di atas nilai normal, sehingga proses dekontaminasi masih perlu dilanjutkan.Â
Tim BATAN juga akan melakukan pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) terhadap beberapa warga di sekitar lokasi. Laju paparan pada batas trotoar jalan Perumahan Batan Indah blok H, I, J dan lapangan voli blok J terukur pada batas normal.
Advertisement
Terpapar Radioaktif Jenis Cesium-137
Sebuah area tanah kosong di dalam Perumahan Batan Indah, terpapar radioaktif jenis Cesium-137. Sumbernya adalah serpihan yang sudah menyatu dengan tanah di tanah lapang tersebut.
Setelah dilakukan proses clean up, didapatkan penurunan paparan radiasi sebesar 30 persen, dari 149 mikro sivet per jam. Pengecekan terakhir dilakukan pada Sabtu dini hari, menurun lagi ke angka 98,9 mikrosivet per jam.
"Proses clean up ini akan terus dilanjutkan sampai area tersebut benar-benar bersih dan tidak membahayakan bagi warga dan lingkungan," ujar Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BATAN Heru Umbara.
Tak Ada Kebocoran Reaktor Nuklir
Temuan serpihan radioaktif di sebidang tanah di RT 17/04 Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan, bukan berasal dari kebocoran fasilitas milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal ini telah dipastikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).Â
"Ada beberapa isu yang berkembang, kalau zat radioaktif ini muncul akibat adanya kebocoran reaktor. Dan di sini kita tegaskan, tidak ada kebocoran," kata Kepala Biro Hukum Kerjasama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, soal radioaktif di pemukiman di Tangsel, Sabtu, 15 Februari 2020.
Menurut dia, serpihan yang mengandung cesium-137 ini tidak berada di tempat yang seharusnya diletakkan. Dia menduga, ada yang membuang barang tersebut ke tanah kosong yang ada di perumahan itu.
"Yang jelas barang itu enggak mungkin ke sini sendiri. Kemungkinan ada yang buang atau ada yang taruh, dan ini perlu kita pastikan barang itu, untuk mencari tahu dan mengetahui barang itu produksi mana, dan pekerja mana yang melakukannya," ujar Indra.
Advertisement
5 Titik Terpapar Radioaktif
Terdapat di 5 spot yang berdekatan di lahan kosong di tengah Pemukiman Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan yang terpapar radioaktif.
"Jadi dari pemetaan awal terlebih dulu, dari lokasi tanah kosong itu ada 5 spot yang paparan radiasinya paling tinggi, dan terbukti di 5 spot itu ditemukan sumber-sumber yang diduga menyebabkan paparan berlebih ini," ujar Kabag Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN Abdul Qohhar.
Saat ini, serpihan radioaktif di lima spot tersebut telah diangkat. Serpihan radioaktif itu akan dititipkan ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk proses investigasi lebih lanjut.
Pada akhirnya, serpihan akan disimpan di fasilitas penyimpanan limbah di BATAN.
Â