BSNP: Ketika UN Berakhir, Maka Berakhir dengan Kebaikan

Ujian Nasional terakhir ini digelar lebih cepat 10 hari dibandingkan tahun lalu. UN tahun ini dijadwalkan pada 16 Maret 2020.

oleh Yopi Makdori diperbarui 12 Mar 2020, 08:15 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2020, 08:15 WIB
UNBK SMK 2019
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 50 Jakarta, Senin (25/3). Sebanyak 69.407 siswa dari 578 SMK di DKI Jakarta mengikuti UNBK yang diselenggarakan pada 25-28 Maret 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengganti Ujian Nasional (UN) dengan konsep Asesmen Kompetensi Dasar dan Survei Karakter. Oleh karenanya, tahun 2020 ini merupakan tahun terakhir diselenggarakannya UN.

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi menyatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah untuk menghadapi UN terakhir ini. Misalnya pada akhir 2019, BSNP telah merilis kisi-kisi UN.

"Kisi-kisi UN telah dirilis akhir 2019 karena kisi-kisinya akan menjadi acuan guru-guru juga dan penuntasan kurikulum," kata dia di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu 11 Maret 2020.

Selain itu, kata Suryadi pihaknya juga telah turun ke sejumlah provinsi guna menyosialisasikan konsep UN yang berubah. Hal ini guna menyamakan persepsi di tengah masyarakat luas soal UN yang telah diganti dengan Asesmen Kompetensi Dasar dan Survei Karakter.

"Jadi tidak semuanya yang husnul khotimah itu harus yang meninggal, tapi yang berakhir dengan kebaikan. Ketika UN berakhir, maka berakhir dengan kebaikan," katanya berseloroh.

Suryadi mengatakan, UN terakhir ini digelar lebih cepat 10 hari dibandingkan tahun lalu. UN tahun ini dijadwalkan pada 16 Maret 2020.

"Tahun lalu itu UN SMK 26 Maret, sekarang kita mulai 16 Maret sampai 19 Maret. Nanti diikuti UN SMA, UN SMP, Paket C, Paket B," kata dia.

Pada UN tahun ini, lanjut Suryadi ada hal yang berbeda. Yakni mengenai ujian ulang atau perbaikan. Kalau dahulu ujian ulang hanya untuk SMA dan SMK sederajat, maka di tahun ini ujian ulang bisa merambah hingga SMP dan MTS sederajat.

"Yang baru lagi adalah istilah ujian perbaikan yang dulu kita gunakan maka sekarang tidak ada lagi. Sesuai Permendikbud tadi, tapi digunakan istilah ujian ulangan yang semula siswanya dibatasi siswa SMK/SMA sederajat, mulai 2020 ini ujian ulangan pesertanya diperlebar termasuk mereka dari siswa SMP, Mts sederajat," ungkap Suryadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mata Pelajaran

UNBK SMK 2019
Sejumlah siswa kelas XII mengerjakan soal Bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 50 Jakarta, Senin (25/3). Kemendikbud mengatur UNBK tingkat SMK dilaksanakan serentak dalam empat hari mulai 25 sampai 28 Maret 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jumlah mata pelajaran yang diujikan untuk pendidikan kesetaraan, Paket B dan Paket C akan berubah. Selama ini Paket C ada tujuh mata pelajaran, tapi pada tahun ini hanya empat pelajaran.

Keempatnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan satu mata pelajaran pilihan sesuai dengan jurusan Paket C.

"(Jika) IPA akan mengambil mata pelajaran IPA. Jadi tidak ada lagi PPKn," kata Bambang Suryadi.

Sementara untuk Paket B, lanjut Suryadi masih tetap ada enam mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris ditambah PPKn kemudian IPA dan IPS.

"Ini yang sangat mendasar perbedaan untuk mereka yang ada di pendidikan kesetaraan," jelas dia.

Anggota BSNP itu juga menjelaskan, mengenai pemindaian Lembar Jawaban Ujian Nasional atau LJUN pada UN kali ini akan dilakukan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).

Seperti diketahui, pada tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan LJUN dilakukan oleh Dinas Pendidikan setempat bagi siswa SMP dan program paket. Sementara SMA dilakukan oleh LPMP. Namun di tahun ini semuanya dilakukan oleh LPMP.

"Yang terakhir, terkait dengan bagi siswa yang berkebutuhan khusus atau difabel. Mereka ini baik di SLB tidak wajib mengikuti UN. Jadi, 'sunnah'," katanya.

Namun tren yang ada, lanjut dia mayoritas masih mengikuti UN, terutama untuk tuna rungu, tuna netra, tuna daksa. Hanya mata pelajarannya yang berbeda dengan siswa reguler, yakni hanya ada tiga mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya