Organisasi Profesi Medis Kecam Penolakan Pemakaman Perawat Pasien Corona

Gabungan organisasi tersebut menyebut, dipastikan jenazah perawat Nuria telah dilakukan pemulasaraan seusai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 12 Apr 2020, 19:14 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2020, 19:14 WIB
Kardus untuk Jenazah Korban COVID-19
Pekerja makam membawa jenazah dalam peti mati kardus untuk dimakamkan di Pemakaman Umum di Guayaquil, Ekuador, Senin (6/4/2020). Kehabisan peti mati, kota terbesar di Ekuador yang menjadi klaster wabah virus corona itu terpaksa menggunakan kotak kardus untuk korban Covid-19. (AP/Luis Perez)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan organisasi profesi medis mengecam masyarakat yang menolak pemakaman jenazah Nuria Kurniasih, seorang perawat yang terpapar virus Corona Covid-19 di RSUD dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.

"Kami mengecam keras atas respons penolakan dari oknum masyarakat di lokasi pemakaman, tindakan tersebut sangat tidak patut dilakukan kepada seorang tenaga kesehatan yang telah berjibaku mempertaruhkan nyawa dengan segala resiko demi kemanusiaan," tulis surat pernyataan bersama yang ditandatangani enam organisasi profesi itu pada Sabtu, 11 April 2020.

Gabungan organisasi tersebut menyebut, dipastikan jenazah perawat Nuria telah dilakukan pemulasaraan seusai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dengan itu, penolakan jenazah Nuria merupakan tindakan yang tak beralasan.

"Kami memastikan seluruh masyarakat telah diberikan layanan kesehatan berdasarkan kode etik, sumpah profesi dan standar profesi yang tertanam sejak menjadi tenaga kesehatan dengan semangat jiwa nasionalisme tinggi, tulus ikhlas, mengutamakan kepentingan pasien dan kepentingan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi," lanjut surat pernyataan sikap tersebut.

Surat itu ditandatangani oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadillah, dan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Sri Hananto Seno.

Kemudian juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI) Emi Nurjasmi, Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nurul Falah Eddy, dan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI) Ede Surya Darmawan.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penolakan Jenazah Nuria

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Pekerja rumah sakit memakai masker untuk mencegah terpapar virus corona COVID-19 saat memindahkan jenazah di Brooklyn, New York, AS, Kamis (9/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di AS 532.879 terinfeksi dan 20.577 meninggal. (AP Photo/John Minchillo)

Nuria Kurniasih adalah perawat yang bertugas di RSUP dr Kariadi, Semarang. Perawat yang berusia 38 tersebut pada akhirnya dinyatakan meninggal pada Kamis, 9 April 2020 karena positif terjangkit virus Corona.

Sebelumnya, perawat yang bertugas di bagian geriatri tersebut sempat dirawat di ICU RSUP dr. Kariadi selama satu pekan lebih.

Hal itu disampaikan oleh Junait selaku Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Semarang. Selama satu pekan dirawat Nuria mengalami sesak napas dan telah menunjukkan gejala-gejala terjangkit virus Corona.

"Ada gangguan respirasi, jadi ada dugaan Corona Covid-19. Seminggu lebih dirawat," ucap Junait.

Setelah melakukan proses perawatan jenazah kasus virus corona sesuai dengan prosedur, jenazah Nuria akan dimakamkan di area tempat tinggalnya, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran Barat.

Namun, ketika akan memasuki area tempat tinggalnya ada beberapa warga yang menolak kedatangan jenazah Nuria untuk dimakamkan di area makam tersebut.

 

Reporter: Yopi Makdori

Sumber : Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya