Liputan6.com, Moskow - Rusia mengonfirmasi bahwa Donald Trump mengirim alat tes COVID-19 ke Kremlin pada hari-hari awal pandemik. Konfirmasi itu muncul setelah buku baru jurnalis kawakan Bob Woodward menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang hubungan mantan presiden AS itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Pemerintahan Trump mengirimkan kami beberapa sampel alat tes," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Kamis(10/10/2024), yang secara umum mendukung klaim Woodward.
Baca Juga
Woodward menulis dalam bukunya yang bertajuk "War" bahwa Trump diam-diam mengirim Putin sejumlah alat tes COVID-19 jenis Abbott Point of Care untuk penggunaan pribadinya.
Advertisement
"Tolong jangan beri tahu siapa pun bahwa Anda mengirim ini kepada saya," kata Putin kepada Trump, menurut Woodward, seperti dikutip dari CNN, Minggu (13/10).
"Saya tidak peduli," jawab Trump. "Baiklah."
"Bukan, bukan," tutur Putin. "Saya tidak ingin Anda memberi tahu siapa pun karena orang-orang akan marah kepada Anda, bukan saya. Mereka tidak peduli dengan saya."
Peskov tidak mengonfirmasi apakah alat tes tersebut secara khusus ditujukan untuk penggunaan Putin sendiri, sebagaimana yang ditulis Woodward.
Juru bicara Kremlin itu lebih lanjut menjelaskan, "Saat itu, pandemi baru saja dimulai, dan situasinya sangat sulit bagi semua negara."
"Tentu saja, awalnya, semua negara mencoba saling bertukar kiriman bantuan," lanjutnya. "Saat itu, kami mengirim ventilator ke Amerika Serikat (AS) dan AS mengirimi kami beberapa sampel alat tes karena itu barang-barang yang khusus. Banyak negara melakukan hal yang sama."
Tanggapan Kremlin bertentangan dengan penyangkalan Trump atas klaim Woodward.
"Dia (Woodward) pendongeng. Pendongeng yang buruk. Dan dia sudah gila," kata Trump kepada ABC News pada hari Selasa (8/10).
Sementara itu, juru bicara Trump, Steven Cheung, mengatakan Trump sama sekali tidak memberi Woodward akses untuk mengutip informasi dalam pembuatan bukunya.
"Tidak satu pun dari cerita yang dibuat-buat oleh Bob Woodward ini benar," tegas Cheung.
Reaksi Rival Trump
Mengutip seorang ajudan Trump, Woodward juga melaporkan bahwa mungkin ada sebanyak tujuh panggilan telepon antara Trump dan Putin sejak Trump meninggalkan Gedung Putih pada tahun 2021. Namun, Peskov membantah klaim tersebut, dengan mengatakan, "Itu tidak benar, itu tidak terjadi."
Trump juga membantah klaim tersebut.
Minggu-minggu pertama pandemi COVID-19 yang panik membuka peluang diplomatik bagi Putin, di mana Gedung Putih yang dihuni Trump saat itu dikritik karena membeli pasokan medis dari Rusia - langkah yang digambarkan oleh para ahli sebagai kemenangan propaganda bagi Kremlin.
Pemerintahan Trump juga menghabiskan USD 200 juta untuk mengirim ribuan ventilator ke seluruh dunia, dimulai beberapa pekan setelah Trump menyebut AS sebagai raja ventilator. Rusia termasuk di antara negara-negara yang menerima ventilator tersebut.
Sorotan Woodward tersebut sekali lagi melemparkan pengawasan pada hubungan Trump dengan Putin, beberapa pekan sebelum Pilpres AS 2024 dan dengan cepat ditanggapi oleh capres Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden AS Kamala Harris.
"Ratusan orang meninggal. Semua orang berebut untuk mendapatkan alat tes ini … dan orang ini yang merupakan presiden AS mengirimkannya ke Rusia? Kepada seorang diktator pembunuh, untuk digunakan secara pribadi?"
"Anda sedang dipermainkan," kata Harris tentang Trump.
Advertisement