Terinspirasi Kartini, Ini Cerita Perawat Asal Banten Tangani Covid-19

Ratih juga menceritakan suka dukanya saat harus melayani dan merawat mereka yang terpapar virus Corona.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 21 Apr 2020, 18:19 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 17:51 WIB
FOTO: Lebihi China, 3.405 Orang Tewas Akibat COVID-19 di Italia
Petugas medis merawat pasien di unit perawatan intensif rumah sakit di Brescia, Italia, Kamis (19/3/2020). Jumlah kematian akibat virus corona COVID-19 di Italia telah mencapai 3.405, lebih banyak dari China. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)

Liputan6.com, Jakarta Ratih Fitriyanti Putri, salah satu dari ratusan perawat yang pergi meninggalkan keluarga untuk berjuang menyembuhkan para pasien positif Corona atau Covid-19. Dia kini bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten dan menjadi garda terdepan untuk memutus penyebaran wabah Covid-19.

Ratih menceritakan jika pekerjaannya sebagai tenaga medis, cukup berisiko karena harus bersinggungan langsung dengan para pasien positif. 

"Kita awalnya cukup ketakutan melihat banyak korban jiwa akibat Covid-19. Namun, demi kemanusian akhirnya tidak ada rasa ketakutan. Kami merasa senang melayani dan merawat pasien Covid-19 dan banyak yang sembuh hingga bisa berkumpul lagi dengan keluarga," kata Ratih saat dihubungi di Lebak, Senin, 20 April kemarin.

Lulusan Akademi Keperawatan Falatehan ini juga menuturkan, cita-citanya menjadi seorang perawat terinsipirasi dari perjuangan RA Kartini. Dimana pada masanya, kaum perempuan harus bangkit dan sejajar dengan kaum laki-laki untuk mengisi pembangunan. 

Hal inilah yang kemudian memotivasi lulusan SMAN 2 Rangkasbitung ini untuk melanjutkan pendidikan pada jurusan Akademi Keperawatan Falatehan di Serang.

"Kami bekerja keras sebagai perawat ingin membaktikan diri kepada bangsa dan negara, seperti perjuangan RA Kartini itu tanpa pamrih," kata Ratih seperti dikutip dari Antara.

Ratih juga menceritakan suka dukanya saat harus melayani dan merawat mereka yang terpapar virus Corona. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Suka Duka Merawat Pasien Covid-19

Selama menangani pasien positif Corona, dia sempat menunda makan selama 8 jam, menahan haus hinga  pergi ke toilet, sebab menggunakan pakaian alat perlindungan diri (APD). Namun, di balik itu semua, mengetahui banyak pasien yang sembuh, itu membuatnya senang. 

"Kami sangat bahagia jika pasien COVID-19 itu sembuh. Kami optimistis Corona bisa berlalu dan Indonesia terbebas dari penyakit yang mematikan itu," kata Ratih yang berharap pemerintah mengangkat statusnya sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya