Soroti ABK WNI Dibuang Ke Laut, BPIP Minta Diusut Tuntas dan Perbaiki Keamanan

Benny menilai kasus tersebut mencoreng wajah keadaban manusia dan merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia yang sangat berat.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2020, 09:25 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 09:25 WIB
Cuplikan video yang memperlihatkan aksi para ABK lainnya yang dikabarkan membuang jasad ABK WNI ke laut di Korea Selatan.
Cuplikan video yang memperlihatkan aksi para ABK lainnya yang dikabarkan membuang jasad ABK WNI ke laut di Korea Selatan. (Screenshot Youtube MBC News)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengecam terkait pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang dibuang ke laut dari sebuah kapal China. Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan kemanusiaan dan harus diusut hingga tuntas.

"Tindakan perbudakan dengan cara tidak beradab bertentangan nilai martabat kemanusian kita berharap persoalan ini harus di usut tuntas dalam hal ini perlu andanya inverstigasi untuk menyelidiki kasus ini," kata Benny dalam pesan singkat, Jumat (8/5/2020).

Dia menilai kasus tersebut mencoreng wajah keadaban manusia dan merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia yang sangat berat.Benny pun berharap tidak terjadi lagi  perbudakan pertentangan prinsip kemanusian dan pelangaran HAM berat. 

Kemudian dia juga berharap kedepannya keselamatan ABK diberikan jaminan. Bila perlu kata dia, adanya perjanjian internasional untuk melindungi martabat manusia.

"Kedepan di butuhkan adalah jaminan keselamatan ABK dan perlu nya perjanjian internasional untuk melindungi martabat manusia," tegas Benny. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Terjadi Pelanggaran HAM

Dalam berita yang ditampilkan oleh media asal Korea Selatan MBC News, yang kemudian diterjemahkan oleh seorang Youtuber yang membuat video ini kemudian viral, Hansol, diduga ada sejumlah aksi pelanggaran HAM yang terjadi. 

Sebuah kesaksian yang ditampilkan MBC menyatakan, sistem kerja di kapal milik RRT tersebut memiliki kondisi yang tidak layak termasuk mengeksploitasi tenaga kerja yang ada. Bahkan menurutnya, ABK yang meninggal tersebut sebelumnya sudah sakit selama satu bulan. 

"Awalnya keram terus tahu-tahu kakinya bengkak, dari kaki terus nyerang ke badan terus sesak dia," ujar seorang saksi yang ditampilkan MBC. 

Keadaan digambarkan lebih parah lagi, ketika ada laporan bahwa air mineral yang dibawa untuk perbekalan di kapal tersebut hanya diminum oleh awak China. Sedangkan awak Indonesia hanya diizinkan meminum air laut yang difiltrasi. 

"Pusing terus enggak bisa minum air itu sama sekali. Pernah juga sampai kaya ada dahak-dahak di sini," ujar saksi tersebut. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya