Lakukan Cara-Cara Ini Jika Ingin Hidup Berdamai dengan Covid-19

Tahap survival bagaimana menahan atau mengurangi dampak ekonomi, sosial imbas dari virus Covid-19. Seperti pemberian bansos dan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2020, 16:14 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 16:14 WIB
Antara Pasien Covid-19 dan Ramadan
Perawat sedang berdoa saat buka puasa di Rumah Sakit Haji, Jakarta, Jumat (9/5/2020). Garda terdepan penanganan Covid-19 ini tetap menjalani bulan suci Ramadan di sela-sela menangani pasien terinfeksi dengan melakukan tadarus Al Quran dan juga buka puasa bersama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada masyarakat untuk berdamai dan hidup berdampingan bersama virus corona. Setidaknya, hal ini dilakukan selama vaksin belum ditemukan.

Peneliti Center For Innovation and Governance (Cigo) Fia UI, Eko Sakapurnama, memberikan tiga catatan. Dia mengklasifikasikan tahapan program jika ingin masyarakat ingin berdamai dengan Covid-19.

"Pemerintah bisa membagi tiga klasifikasi tahapan program jika ingin masyarakat berdamai dengan corona yakni, tahap emergency, tahap survival, dan tahap recovery," sebut Eko kepada merdeka.com, Senin (18/5/2020).

Dia menjelaskan, tahap emergency adalah upaya dalam menurunkan jumlah penularan kasus baru Covid-19. Termasuk pemenuhan sarana layanan kesehatan seperti alar pelindung diri (APD), test PCR, dan kebutuhan ruangan perawatan.

Kedua, lanjut Eko, adalah tahap survival bagaimana menahan atau mengurangi dampak ekonomi, sosial imbas dari virus Covid-19. Seperti pemberian bansos, bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat.

"Oleh sebab itu, pelaksanaan realokasi dan refokusing APBN dan APBD terhadap 3 aspek (kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi) harus dilakukan perencanaan yang matang dan terukur," imbaunya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Stimulasi Dana Menggerakkan Perekonomian Masyarakat

Terakhir tahap recovery. Dia menuturkan pada tahap ini pemerintah harus mencari sektor-sektor yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dengan bantuan-bantuan intensif maupun stimulasi dana.

"Mungkin bisa sektor pertanian, peternakan, dan perikanan harus menjadi prioritas utama agar ketahanan pangan terjaga dan Indonesia bisa melakukan swasembada pangan. Bila ini terjadi, ekspor bahan pangan menjadi keniscayaan dan dapat menggerakan pendapatan negara, karena seluruh dunia membutuhkan konsumsi makanan," ujarnya.

"Sedangkan untuk Sektor industri atau perkantoran pada tahap recovery sudah bisa dimulai beroperasi dengan mengatur jadwal kerja dari rumah maupun kantor," sambungnya.

Satu hal yang tak kalah penting adalah penyediaan tempat cuci yangan di seluruh fasilitas umum secara luas. Ketegasan para petugas juga sangat dibutuhkan sebagai momentum perubahan pola hidup sehat masyarakat.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya