Cerita Jubir Covid-19 soal Kondisi RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran

Yuri menyebut, penanganan di RSD Wisma Atlet Kemayoran sudah sesuai SOP.

oleh Yopi Makdori diperbarui 23 Mei 2020, 19:43 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 19:43 WIB
Wisma Atlet
Foto dari atas memperlihatkan Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Pemerintah akan mengubah fungsi Wisma Atlet Asian Games sebagai rumah sakit darurat khusus penanganan virus corona (Covid-19) sehingga bisa dipakai pada Senin (23/3/2020). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto hari ini, Sabtu (23/5/2020) berkesempatan mengunjungi Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Yuri mengungkapkan pengalamannya mengunjungi rumah sakit karantina untuk pasien corona Covid-19 itu. Dia memastikan, RS Darurat Wisma Atlet sudah sesuai standar.

“Kami lihat seluruh sistem sudah berjalan sesuai SOP,” kata Yuri dalam konferensi pers daring, Jakarta, Sabtu (23/5/2020).

Seluruh wilayah di dalam RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran dibagi menjadi beberapa zona. Hal itu yang membuat RSD Wisma Atlet berbeda dengan rumah sakit pada umumnya.

“Di rumah sakit darurat ini betul-betul dibagi menurut zona kekarantinaan. Di mana seluruh daerah dipagar dalam pagar kompleks ini adalah zona kuning,” ucap Yuri.

Zona kuning, kata Yuri, bermakna akses terhadap rumah sakit ini sudah sangat dibatasi. Selanjutnya di dalam zona kuning tersebut masih dibagi menjadi beberapa bagian, yakni zona kuning untuk kepentingan administratif.

“Itu menggunakan bangunan Tower 1, itu seluruhnya melakukan kegiatan pendukung umum dari pelaksanaan tugas rumah sakit darurat ini dikelola,” terang Yuri.

Sementara Tower 2 RSD Wisma Atlet khusus untuk memanajemen dukungan layanan kesehatan bagi pasien.

“Di zona inilah administratif perumahsakitkan dikerjakan. Kami sempat melihat bagaimana manajemen sumber daya manusianya yang memiliki karakteristik berbeda dibanding dengan RS, karena sumber daya manusia yang dikerahkan adalah para relawan, adalah gabungan dari kesehatan yang berada di jajaran pemerintahan,” katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Perlakuan untuk Tenaga Medis

Wisma Atlet Kemayoran
Dalam keterangan pada Rabu (20/5/2020), Wapangkogasgab RSD Wisma Atlet, Brigjen TNI M. Saleh bersama pihak terkait telah melakukan perbaikan insfrastruktur RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Yuri mengatakan bahwa para petugas medis yang dikerahkan di RSD Wisma Atlet ketika masa tugasnya berakhir akan dilakukan pemeriksaan kesehatan. Para petugas kesehatan, baik relawan maupun dari pemerintah menghabiskan masa tugasnya selama satu hingga dua bulan.

Pemeriksaan ini penting dilakukan demi memastikan bahwa mereka tak terinfeksi corona dari para pasien di sana.

“Akhir penugasan adalah memastikan mereka aman untuk kembali bersama keluarganya. Sehingga semua petugas yang telah mengakhiri masa tugasnya harus menjalani pemeriksaan termasuk pemeriksaan swab dan harus dipastikan negatif,” katanya.

Hal ini, kata Yuri, merupakan standar ketat yang dilaksanakan oleh pihak Wisma Atlet.

 


Psikologis Pasien

Mengintip Kesiapan RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Petugas menyiapkan perlengkapan ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Yuri mengatakan bahwa pihak RS Darurat Wisma Atlet juga memastikan kesehatan para pasien dari aspek psikologis.

Menurut Yuri, tekanan terhadap pasien secara mental mungkin terjadi mengingat mereka diletakkan di dalam satu gedung yang dipisahkan oleh lantai-lantai. Terlebih lagi di saat-saat jelang Lebaran Idul Fitri, mereka menyimpan kerinduan untuk berkumpul keluarga.

“Inilah yang menjadi pekerjaan cukup besar yang kemudian harus direspons dan kita bersyukur bahwa organisasi profesi pun sudah turun tangan menangani maslah ini,” jelas Yuri.

Terakhir, di mata Yuri, para petugas kesehatan di RS Darurat Wisma Atlet telah bekerja secara profesional selama ini untuk melayani para pasien.

Dedikasi ini ditunjukkan dengan kerelaan mereka untuk tidak berlebaran bersama para keluarga demi melayani para pasien di sana.

“Mereka mengedepankan sumpah mereka untuk bekerja melayani masyarakat dengan tulus,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya