Jelang New Normal, Wakil Ketua DPR Minta Sekolah Tetap Jarak Jauh Lewat Aplikasi

Meminta agar Kemendikbud bekerja sama dengan Kominfo membuat aplikasi pembelajaran jarak jauh, sehingga meski new normal diterapakan, anak tidak perlu datang ke sekolah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Jun 2020, 13:52 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2020, 13:51 WIB
UNBK SMK 2019
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 50 Jakarta, Senin (25/3). Sebanyak 69.407 siswa dari 578 SMK di DKI Jakarta mengikuti UNBK yang diselenggarakan pada 25-28 Maret 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan rencana penerapan new normal harus benar-benar hati-hari terutama di sektor pendidikan.

"Masih didetailkan karena menyangkut berbagai aspek. Salah satunya ya aspek keamanan anak-anak. Saya mendapatkan banyak pertanyaan dan keluhan terkait hal ini," kata Dasco di Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Dasco menyarankan agar Kemendikbud bekerja sama dengan Kominfo membuat aplikasi pembelajaran jarak jauh, sehingga meski new normal diterapkan, anak tidak perlu datang ke sekolah.

"Membuat jaringan khusus pendidikan. Interaksi sekolah tetap berlangsung seperti biasa tapi jarak jauh," ucap Dasco.

"Buat aplikasi khusus sekolah dan buat jalur koneksi internet tersendiri yang stabil. Setiap murid diberikan ID khusus untuk bisa akses ke aplikasi," tambah dia.

Politikus Gerindra itu juga mengingatkan agar jaringan atau aplikasi itu diterapkan secara gratis.

"ID itu akan masuk pada jalur internet khusus sehingga bisa digunakan secara gratis, tidak membebankan orangtua murid. Karena tidak semua orangtua murid mampu membeli kuota," kata Dasco.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Mengubah Pola Belajar

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ilustrasi siswa di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Meski tidak bertatap muka, Dasco menyebut aktivitas pembelajaran dilakukan seperti biasa.

"Belajar seperti biasa, ada jadwal mata pelajarannya, guru mata pelajaran bergantian mengajar, sehingga anak tidak kehilangan sentuhan pendidikan. Sekarang memang sudah dilakukan, tapi sangat terbatas waktunya karena mengingat tidak semua orangtua murid mampu membeli kuota yang mahal. Kekuatan jaringannya pun berbeda-beda," jelasnya. 

Dia pun mengingatkan, dengan sekolah jarak jauh bukan berarti mengubah pola belajar, tapi hanya memindahkan lokasi belajar saja.

"Saya harap dalam waktu dekat, hal ini bisa terlaksana. Atau bisa ada solusi lain yang lebih baik. Ini keresahan masyarakat akan pendidikan anak-anak mereka ketika memasuki new normal dan ini jangan dibiarkan berlarut- larut," ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya