Pekerja Migran Mau Jadi Juragan setelah Pulang? Ini Tips Jitu dari OJK

Langkah pertama yang sangat penting dijalankan oleh pekerja migran Indonesia adalah memastikan keberangkatan dilakukan secara legal.

oleh Tira Santia Diperbarui 22 Apr 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 09:00 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Edukasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2025. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Edukasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2025. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bermimpi bisa menjadi "juragan" atau pengusaha setelah kembali ke tanah air. Namun, impian Pekerja Migran Indonesia hanya bisa tercapai jika perjalanan ke luar negeri dipersiapkan dengan matang.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, membagikan beberapa tips penting agar para PMI bisa mencapai tujuan keuangan mereka dengan aman dan efektif.

Langkah pertama yang sangat penting adalah memastikan keberangkatan dilakukan secara legal. Banyak permasalahan yang menimpa PMI bermula dari proses keberangkatan yang tidak resmi. Dengan jalur legal, para pekerja akan mendapatkan perlindungan hukum yang memadai dan terhindar dari eksploitasi.

"Kalau Pekerja Migran Indonesia mau berangkat harus yang legal. Karena banyak orang terjerumus atau kemudian banyak mendapat masalah kerana dia berangkat ilegal. Jadi harus legal dulu," kata Friderica saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Kemudian, langkah kedua, selain legalitas, kesiapan pribadi juga sangat penting. Para PMI harus mempersiapkan keterampilan (skill), kemampuan bahasa, dan pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dijalani. Hal ini akan sangat membantu dalam menjalani kehidupan kerja di luar negeri secara lebih profesional dan produktif.

"Kemudian kesiapan dia sendiri, bagaimana dia menyiapkan dirinya tadi. Skill, bahasa, pekerjaan dan lain-lain," ujarnya.

Ketiga, memastikan tujuan utama bekerja di luar negeri. Tentunya tujuannya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan menjadi kunci utama. PMI harus mampu menentukan berapa uang yang dikirim ke keluarga dan berapa yang disimpan untuk masa depan. Dana yang disimpan ini sangat penting sebagai modal saat kembali ke Indonesia.

"Terus ketiga, bagaimana dengan dirinya sendiri dan juga keempat keluarganya," ujarnya.

 

Waspada Terhadap Penipuan

Frederica Widyasari Dewi
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Frederica Widyasari Dewi, dalam Edukasi Keuangan PMI dalam rangka perayaan Hari Kartini, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (21/4/2025). (Tira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Perempuan yang akrab disapa Kiki ini juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan atau scam. Banyak PMI yang menjadi korban penipuan finansial, yang mengakibatkan kerugian besar.

OJK melalui Anti-Scam Center telah menerima banyak laporan terkait kasus seperti ini. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dalam mengelola uang dan memilih pihak yang dipercaya.

"Jangan sampai dia masuk kepada scam-scam penipuan. Karena banyak sekali cerita sedih PMI kita itu terjurumus pada scam dan penipuan. Dan kita di anti-scam center banyak juga mendapat laporan tentang penipuan-penipuan dari pekerja migran Indonesia," jelasnya.

 

Pentingnya Literasi Keluarga

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Edukasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2025. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Edukasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2025. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Selain kesiapan pribadi, keluarga yang ditinggalkan di tanah air juga harus diberi edukasi. Jangan sampai gaya hidup keluarga berubah menjadi konsumtif karena kiriman uang dari luar negeri. PMI bekerja keras dan penuh pengorbanan, sehingga penggunaan uang tersebut harus dilakukan secara bijak dan tepat guna.

"Jadi kalau yang dirinya sendiri tadi ya, bagaimana dia bekerja dengan sebaiknya. Dan tips pengelolaan keuangan sangat penting menurut kami.Karena orang bekerja migran pasti tujuannya adalah keuangan ya. Untuk dapat uang supaya nanti dia enggak harus kerja selamanya," ujar Kiki.

Selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah merencanakan masa depan setelah pulang ke Indonesia. Apakah uang yang dikumpulkan akan digunakan untuk investasi, membuka usaha kecil menengah (UMKM), atau hal produktif lainnya. Dengan rencana yang jelas, cita-cita menjadi juragan bukan hanya angan-angan.

"Apakah dia investasi, apakah dia mulai UMKM dan sebagainya. Jadi itu banyak hal yang harus dilakukan," pungkas Kiki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya