Liputan6.com, Jakarta - Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara pada Sabtu siang (6/6/2020) diterjang rob. Menurut Kepala Seksi Operasi (Kasi Ops) Pemadam Kebakaran Jakarta Utara Abdul Wahid, ketinggian rob di beberapa bagian bahkan sedada orang dewasa.
"Ada yang bilang karena tanggulnya jebol," kata Abdul kepada Liputan6.com, Sabtu (6/6/2020).
Baca Juga
Menurut Abdul, warga melaporkan adanya rob sekitar pukul 11.00 WIB. Namun tim baru mulai bekerja di lapangan sekitar setengah jam kemudian, yakni 11.40 WIB.
Advertisement
Dia mengatakan, pihaknya telah mengirimkan lima perahu karet untuk mengevakuasi warga yang tempat tinggalnya direndam air rob. Empat mobil pemadam juga dikerahkan di lokasi. Hingga kini rob masih merendam wilayah dengan ketinggian yang bervariasi.
"Sampai hari ini masih terendam, naik terus ketinggiannya, paling dalam sedada orang dewasa," jelas Abdul.
Dalam peristiwa itu, Abdul mengatakan belum ada korban jiwa. Pihaknya juga belum mendapatkan informasi utuh mengenai jumlah rumah yang terendam rob.
Menurut Abdul pihaknya hanya melakukan evakuasi para korban yang rentan seperti orang berusia lanjut dan sakit.
"Sampai (saat ini) hari ini masih evakuasi, tapi diprioritaskan mereka yang benar-benar perlu dievakuasi. Karena kalau malam demi keselamatan kita harusnya berhenti," terangnya.
"Tim masih stand by di sana, kita bikin pos," sambung Abdul.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
BMKG: Waspada Rob dan Gelombang Tinggi di Perairan Utara Jawa hingga Sabtu 6 Juni
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memperingatkan tentang potensi limpasan air laut yang masuk ke daratan atau banjir pesisir (rob) terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Rob ini salah satunya disebabkan oleh fase bulan.
BMKG menyebut, pada awal Juni ini, potensi rob diperkirakan terjadi di Perairan Utara Jawa. Potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan purnama (full moon/spring tide).
"Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi," jelas BMKG dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
BMKG memprakirakan, ketinggian gelombang yang terjadi berkisar 2,5 meter hingga 4 meter di Laut Jawa. Gelombang ini dibangkitkan oleh embusan angin kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 km/jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut yang terjadi di Perairan Utara Jawa.
"Secara klimatologis, tinggi muka air laut pada bulan Mei dan Juni di Perairan Indonesia umumnya berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level atau MSL)," tulis BMKG.
Potensi gelombang tinggi di Laut Jawa dan rob di Pesisir Utara Jawa ini diperkirakan berlangsung hingga Sabtu, 6 Juni 2020 dan memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin.
BMKG mengimbau, kepada masyarakat terutama yang bermata pencaharian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan untuk waspada.
"Kami harapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana rob terutama untuk daerah-daerah pantai berelevasi rendah seperti pesisir utara Jakarta, Pekalongan, Cirebon, dan Semarang," BMKG menandasi.
Advertisement