INFOGRAFIS: Polemik Penundaan Pilkada Serentak 2020

Sebagian kalangan berargumen Pilkada 2020 rawan risiko penularan Covid-19. Sebaliknya, sebagian politikus justru tidak setuju pilkada serentak ditunda.

oleh Anri SyaifulAbdillah diperbarui 22 Sep 2020, 09:01 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 09:01 WIB
Banner Infografis Polemik Penundaan Pilkada Serentak 2020. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Polemik Penundaan Pilkada Serentak 2020. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Wacana penundaan Pilkada 2020 menguat dalam beberapa hari terakhir. Mulai dari Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla hingga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj turut mengusulkan penundaan pilkada serentak.

Mereka berargumen Pilkada 2020 rawan risiko penularan Covid-19. Karena itu, pemerintah diminta mempertimbangkan dengan baik usulan penundaan tersebut.

Namun, sebagian politikus justru tidak setuju pilkada serentak ditunda. Apalagi, sebagian besar kepala daerah akan mengakhiri jabatan pada Februari 2021.

Bagaimana pro-kontra penundaan Pilkada 2020? Bagaimana pula respons pemerintah? Simak dalam Infografis berikut:

Video Pilihan


Infografis

Infografis Polemik Penundaan Pilkada Serentak 2020. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Polemik Penundaan Pilkada Serentak 2020. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya