Moeldoko: Dibuka Peluang Lewat RUU Cipta Kerja, tapi Anak Muda Malah Menolaknya

Moeldoko juga berharap para pemuda tidak terprovokasi hasutan pihak yang kurang mengetahui UU Cipta Kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2020, 15:39 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 15:39 WIB
Diskusi Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memberi paparan dalam Dialog Nasional II Pembangunan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Rabu (26/6/2019). Moeldoko memaparkan terkait kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia menghadapi rencana ibu kota dipindahkan ke Kalimantan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta agar para pemuda tidak menjadikan UU Cipta Kerja sebagai paradoks. Sebab apa yang dituju dari aturan yang tertuang di dalamnya adalah baik.

"Pemerintah mencoba membuka peluang melalui UU Cipta Kerja. Tetapi anak-anak muda, calon tenaga kerja baru malah menolaknya. Tetapi saya melihat itu hanya sebagian kecil," kata Moeldoko dalam keterangan pers, Rabu (28/10/2020).

Dia menilai para pemuda saat ini sudah paham isi UU Cipta Kerja. Moeldoko juga berharap para pemuda tidak terprovokasi hasutan pihak yang kurang mengetahui UU Cipta Kerja.

"Terpenting lagi, jangan lagi ada yang malu kalau tidak ikut unjuk rasa, Mulailah berani mengambil keputusan bahwa apa yang kita lakukan harus kita pahami tujuannya. Harusnya malu kalau berunjuk rasa tapi tidak paham tujuannya," ungkap Moeldoko.

Dia mengatakan peran pemuda perlu untuk mengubah sejarah bangsa. Namun tidak perlu dilakukan dengan melakukan aksi unjuk rasa yang anarkis.

"Tapi perlu saya ingatkan adanya pamdemo yang sangat buruk, “biar keliru asal heroik”. Saya menghargai anak muda yang memiliki karakter kuat. Itu modal bagi bangsa untuk selalu optimistis," ungkap Moeldoko.

"Pembelajaran politik yang benar bagi anak muda sangat penting. Kalau tidak, malah jadi repot, karena anak-anak akan menjadi instrumen kekerasan," tambah Moeldoko.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jangan Abai

Moeldoko juga berharap orang tua hingga guru tidak abai. Sebab hal tersebut dapat menjerumuskan mereka.

"Saya dulu waktu kecil juga dikenal nakal. Tetapi nakal saya ternyata mendukung untuk menjadi seorang prajurit," ungkap Moeldoko.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya