SBY: Hentikan Membuat Karikatur Nabi Muhammad, Itu Sangat Melukai  

SBY paham jika tesis yang berkembang saat ini terjadi jurang pemisah antara Barat dengan Timur, khususnya dunia Islam.

oleh Yopi Makdori diperbarui 02 Nov 2020, 10:43 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2020, 10:43 WIB
20161102-Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Gelar Jumpa Pers di Cikeas-Bogor
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menggelar jumpa pers di Cikeas, Bogor, Rabu (2/11). Presiden ke-6 RI itu menyampaikan tanggapannya terkait berbagai isu nasional, keamanan dan politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Prancis untuk menghentikan pembuatan karikatur Nabi Muhammad. SBY menilai langkah itu begitu menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia.

"Di sinilah saatnya saya harus berkata langsung. Hentikanlah membuat karikatur Nabi Muhammad. Sekali lagi, hentikanlah. Tindakan itu sangat melukai, menghina, melecehkan dan bahkan menantang umat Islam di seluruh dunia," tegas SBY dalam keterangan tulis, Senin (2/11/2020).

"Ini sungguh serius. Saya tidak mendramatisasi dan melebih-lebihkan," sambungnya.

SBY paham jika tesis yang berkembang saat ini terjadi jurang pemisah antara Barat dengan Timur, khususnya dunia Islam. Akan tetapi menurutnya, bukan berarti pimpinan negara memperkuat tesis ini. Mestinya mereka harus menjadi jembatan penghubungan antara dua kebudayaan tersebut.

"Saya mengerti teori Huntington tentang clash of civilization dan pandangan Dominique Moisi tentang geopolitics of emotion, yang menggambarkan adanya masalah yang fundamental dalam hubungan dunia Barat dan dunia Islam. Justru di sinilah saya berpikir dan berpendapat, perlunya membangun jembatan atau dialog antara Islam dan Barat, agar satu sama lain saling memahami," ujar SBY.

Dengan cara seperti ini, lanjut SBY dirinya meyakini akan terbangun rasa hormat di antara dua kebudayaan yang berbeda itu.

"Dengan cara itu saya yakin akan lebih terbangun sikap saling hormat menghormati dan saling bertoleransi, sehingga benturan antar keyakinan dan identitas tidak makin menjadi-jadi," katanya.

Langkah nyata guna mewujudkan itu, lanjut SBY adalah dengan tidak memprovokasi umat Islam melalui gambar nabi yang amat dimuliakan mereka.

"Konkretnya, sekali lagi, hentikanlah menggambar karikatur tokoh yang sangat dihormati oleh umat Islam itu, Nabi Muhammad SAW," tegasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kebebasan Tak Bisa Dijadikan Dalih

SBY amat memahami jika Prancis dan negara Barat lainnya menjunjung kebebasan. Namun mestinya kebebasan itu tak dijadikan dalih untuk menggambar Nabi Muhammad.

"Janganlah karikatur Nabi Muhammad justru dijadikan contoh pembenar bagi mutlaknya kebebasan. Sebaliknya, yang bijak dan mendidik adalah bila mengatakan seperti ini... 'meskipun kebebasan itu hak yang asasi bagi setiap manusia, namun tak berarti tidak ada batasnya. Contohnya, janganlah kita membuat karikatur Nabi Muhammad karena itu akan sangat melukai umat Islam'. Mestinya begitu yang harus disampaikan, dan bukan sebaliknya," pesan SBY.

Kisruh karikatur Nabi Muhammad di Prancis bermula pada awal Oktober ini. Di mana guru Samuel Paty dipenggal di pinggiran kota Paris, Prancis setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.

Menanggapi serangkaian serangan itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis tidak akan pernah menyerah pada kekerasan.

Masalah ini telah menyebabkan ketegangan dengan beberapa negara mayoritas Muslim, dengan patung pemimpin Prancis dibakar di Bangladesh dan perang kata-kata dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mempertanyakan kesehatan mental Macron. Hingga kekinian berujung ajakan sejumlah elemen umat Islam di seluruh dunia untuk memboikot produk Prancis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya