Soal Partai Masyumi, Yusril: Tak Ada Pengusaha Besar yang sudi Mendanai Partai Islam

Makanya, kata Yusril, kebanyakan partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 09 Nov 2020, 19:37 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 19:36 WIB
Yusril Temui OSO Bahas Putusan MK Terkait DPD
Yusril Ihza Mahendra saat memberi keterangan kepada awak media saat melakukan pertemuan dengan Ketua DPD Oesman Sapta Odang di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Partai Masyumi resmi dideklarasikan pada Sabtu 7 November 2020. Kehadiran partai ini pun menuai tanggapan dari para tokoh, termasuk Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Yusril menyatakan, menghormati hak setiap orang untuk mendirikan partai politik sebagai bagian dari upaya untuk melaksanakan kehidupan demokrasi di negara kita ini. "Saya menghormati KH Cholil Ridwan yang baru-baru ini telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/11/2020).

Dia menjelaskan, nama Masyumi itu digunakan kembali sebagai nama partai di era Reformasi, setelah Masyumi dibubarkan tahun 1960, bukanlah baru pertama kali terjadi. Tahun 1999 sudah pernah nama Masyumi digunakan pada sebuah partai baru dan ikut Pemilu 1999.

"Begitu juga nama Masyumi Baru pernah pula digunakan dan juga ikut dalam Pemilu 1999. Hasilnya tidak begitu menggembirakan," kata dia.

Sekarang kedua partai itu, lanjut Yusril, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham. Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi.

"Partai yang baru dideklarasikan oleh KH Cholil Ridwan dan beberapa tokoh tanggal 7 November 2020 yang lalu, saya tidak tahu apa namanya Masyumi saja atau Masyumi Reborn saya kurang faham. Hal itu bisa ditanyakan langsung kepada KH Cholil Ridwan," kata dia.

"Saya sendiri ikut mendirikan PBB pada 1998 dan terus ikut Pemilu sejak 1999 sampai Pemilu terakhir tahun 2019. PBB sendiri tidak menyebut dirinya Masyumi, Masyumi Baru atau Masyumi Reborn. PBB adalah partai baru yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi. Sebab saya yakin, zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada," imbuh dia.

Yusril mengungkapkan, tidak mudah untuk membina dan membesarkan partai. Hal ini lantaran orientasi politik rakyat yang sudah berubah.

"Rakyat tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Masyarakat kini bahkan lebih praktikal (untuk tdk mengatakan pragmatik) dalam menjatuhkan pilihan politik. Sebagian malah transaksional: anda sanggup kasi apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa," ucap dia.

Kata Yusril, partai memerlukan dana yang besar untuk bergerak. Bagi Partai Islam, memperoleh dana yang besar itu sulit. Sebagian besar umat Islam hidup dalam kekurangan. Yang punya dana besar itu para cukong, para pengusaha dalam maupun luar negeri.

"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya kebanyakan partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan. Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu. Seperti saya katakan tadi, dunia sudah berubah," ujar Yusril.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertahankan PBB Sulit

Karena itu, saya menghormati usaha KH Cholil Ridwan dan para tokoh lain yang mendirikan kembali "Masyumi Reborn" ini. Tentu beliau akan bekerja keras membangun cabang-cabang dan merekrut anggota di tengah Pandemi Covid 19 yang sangat berat ini agar dapat disahkan sebagai partai yang berbadan hukum oleh Kemenkumham. Lalu kemudian ikut verifikasi lagi oleh KPU untuk bisa atau tidak ikut Pemilu 2024.

"Bagi saya, mempertahankan PBB yang struktur partainya sudah menjangkau seluruh provinsi dan kabupaten/kota di tanah air saja sudah sangat sulit. Karena itu, saya justru berpikir bagaimana caranya partai-partai Islam yang ada ini dapat bersatu memikirkan bagaimana caranya agar partai Islam ini tetap eksis di negara masyoritas Muslim ini," ujar dia.

"Membuat partai baru bagi saya sangatlah berat. Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 Nov kemarin," demikian Yusril Ihza Mahendra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya