Cerita Bank Sampah dan Sandiaga Uno di Bantaran Sungai Sunter

Dari sekadar bank sampah, kelompok tani yang berisikan anak muda ini mulai merambah kegiatan pertanian dan perikanan untuk menarik minat warga agar lebih peduli lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 14:19 WIB
sandiaga
Sandiaga Uno mendukung gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Selepas Subuh, Didi Suprijadi sudah berkutat di kebun. Warga Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur ini mulai membersihkan sampah sisa daun yang berserakan dan mengangkutnya ke dalam mesin pengolah pupuk.

"Sisa sampah daun ini akan kita jadikan pupuk kompos," ujar Didi, Selasa (17/11/2020).

Sudah tiga tahun ini, Didi dan Kelompok Tani Hutan Rumah Kaum Jayakarta ini berjibaku dengan sampah. Tidak hanya sampah daun, ayah tiga anak ini juga mulai mengumpulkan sampah botol plastik yang diterima dari warga..

"Kami kelola limbah plastiknya agar bisa menghasilkan, ternyata warga antusias dengan kegiatan ini," tambahnya.

Dari sekadar bank sampah, kelompok tani yang berisikan anak muda ini mulai merambah kegiatan pertanian dan perikanan untuk menarik minat warga agar lebih peduli lingkungan.

Memanfaatkan lahan tidur di bantaran Kali Sunter, mereka mulai melakukan budidaya aneka sayuran, perikanan, maupun tanaman obat keluarga.

"Kami kelola secara swadaya, hasilnya kami berikan gratis untuk warga yang membutuhkan," jelas pria berusia 65 tahun ini.

Upaya melestarikan lingkungan bagi Didi bukan tanpa hambatan, keterbatasan modal dan minimnya sarana yang dimiliki masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan kelompok maupun untuk warga sekitar.

Didi berharap, kegiatan yang dilakukan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang daya belinya menurun akibat dampak Covid-19. "Kami coba semampunya walaupun gerak perlahan untuk pengelolaannya," tutur Didi.

Mendukung program tersebut, Relawan Indonesia Bersatu berinisiatif menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan 100 unit budikdamber, 10.000 ekor bibit lele, 9 indukan lele jenis Sangkuriang, 400 Kg pakan, 5 kg bibit kangkung, dan 5 kg bibit bayam.

Ketua Relawan Indonesia Bersatu Sandiaga Uno mengatakan, gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu budi daya ikan yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran merupakan inovasi yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup.

"Metode budikdamber sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kemandirian pangan yang dilakukan warga," ujar Sandiaga Uno.

Selain manfaat ekonomi, Sandiaga berharap, kegiatan ini dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM.

"Semoga ekonomi bisa bangkit dan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya, sehingga kita bisa bangkit,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dibantu Mesin Pencacah

Relawan Indonesia Bersatu juga memberikan bantuan pelatihan pengelolaan budidaya pangan dari pakar pertanian, sehingga diharapkan masyarakat penerima bantuan memiliki keahlian untuk menjalankannya secara mandiri dan berkelanjutan.

Untuk mendukung keberlangsungan bank sampah yang dikelola Kelompok Tani Hutan Rumah Kaum Jayakarta, RIB memberikan bantuan mesin pencacah sampah.

Sebanyak 200 paket bantuan sosial juga diberikan kepada warga. Penerima bantuan adalah warga yang tinggal di bantaran sungai Sunter yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh harian lepas dan tukang ojek tersebut.

"Semoga usaha kemandirian pangan hasil swadaya warga, dapat berperan dalam membangun perekonomian nasional, termasuk pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar," pungkas Sandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya