3 Hal yang Disampaikan Jokowi pada Hari Kedua KTT G-20

Salah satunya Presiden Jokowi menyampaikan soal Pembangunan Berkelanjutan.

oleh Devira PrastiwiLizsa Egeham diperbarui 23 Nov 2020, 19:01 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 19:01 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu malam, 22 November 2020.

Pada hari kedua penyelenggaraan KTT G-20 ini, Presiden Jokowi kembali menyampaikan beberapa hal besar. Salah satunya soal Pembangunan Berkelanjutan.

Kali ini, Jokowi membahas pembangunan masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Pembangunan Berkelanjutan ini termasuk di dalamnya upaya pengentasan kemiskinan, kesenjangan, anti korupsi, pemberdayaan perempuan dan pemuda.

Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal Omnibus Law Cipta Kerja atau UU Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan.

Berikut 3 hal yang dibahas Presiden Jokowi pada hari kedua penyelenggaraan KTT G-10 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembangunan Berkelanjutan

Jokowi  menghadiri rangkaian  KTT G-20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (22/11/2020) malam. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jokowi menghadiri rangkaian KTT G-20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (22/11/2020) malam. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Minggu malam, 22 November 2020.

Di hari kedua KTT G-20 ini, Jokowi membahas pembangunan masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Hal ini termasuk upaya pengentasan kemiskinan, kesenjangan, anti korupsi, pemberdayaan perempuan dan pemuda.

Kemudian, pendidikan, pariwisata, ekonomi digital, serta upaya pengendalian perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

Jokowi menekankan, pemulihan bersama secara lebih kuat membutuhkan visi, aksi, dan transformasi besar. Hal tersebut harus dilakukan negara G-20 untuk membangun ekonomi dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Sejalan dengan tema pertemuan, Jokowi menuturkan, pascapandemi Indonesia ingin membangun ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Untuk itu, pembenahan fundamental mutlak dilakukan.

"Indonesia juga ingin melakukan transformasi besar. Menjadi komitmen Indonesia untuk menuju ekonomi lebih hijau dan berkelanjutan. Geliat pemulihan ekonomi tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan," tutur Jokowi.

 

Pengentasan Kemiskinan hingga Antikorupsi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Di hari kedua KTT G-20 ini, Jokowi membahas pembangunan masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Hal tersebut termasuk upaya pengentasan kemiskinan, kesenjangan, anti korupsi, pemberdayaan perempuan dan pemuda.

Serta pendidikan, pariwisata, ekonomi digital, dan upaya pengendalian perubahan iklim juga pelestarian lingkungan.

 

Singgung UU Cipta Kerja

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 secara virtual. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi menyinggung soal Omnibus Law Cipta Kerja atau UU Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan.

Dia menyatakan, UU sapu jagat ini memberikan kepastian terkait persyaratan izin lingkungan. Menurut Jokowi, saat ini adalah momentum untuk mendorong ekonomi hijau.

Pasalnya, World Economic Forum menyebut bahwa potensi ekonomi hijau memiliki peluang bisnis sebesar USD 10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga tahun 2030. Indonesia, kata dia, telah mulai melakukan terobosan untuk mengembangkan potensi ekonomi hijau.

Misalnya, dengan memanfaatkan biodiesel B-30, menguji coba green diesel D100 dari bahan kelapa sawit dan menyerap lebih dari 1 juta ton sawit produksi petani. Kemudian, memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," jelas Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu.

Di samping itu, ada pula Undang-Undang Cipta Kerja yang memberikan analisis dampak lingkungan dan pembentukan dana rehabilitasi lingkungan. Jokowi menegaskan bahwa hal ini merupakan komitmen Indonesia mendorong ekonomi hijau.

"Undang-Undang ini juga memberikan perlindungan bagi hutan tropis, sebagai benteng pertahanan terhadap perubahan iklim. Ini adalah komitmen Indonesia," tegas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya