JK Minta PMI Sulteng Produksi Plasma Convalescent untuk Obat Covid-19

JK juga meminta kesiapsiagaan PMI dalam membantu menangani pandemi Covid-19. Sebab menurut dia, PMI dibutuhkan dalam keadaan darurat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 14 Des 2020, 18:43 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 18:43 WIB
Gerakan Sejuta Masker dan Sabun Antiseptik Cegah Virus Corona
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla memberikan keterangan usai tanda tangan simbolis sejuta masker untuk tangkal Virus Corona COVID-19 di Jakarta, Selasa (25/2/2020). Gerakan pengadaan satu juta boks masker dan sabun antiseptik untuk persiapan apabila virus masuk ke Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Jusuf Kalla atau JK meminta Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah, turut serta memproduksi plasma Convalescent yang dapat digunakan untuk pengobatan Covid-19. Hal itu ditujukan JK kepada pengelola Unit Donor Darah saat menyambangi Kantor PMI Sulteng.

"Unit Donor Darah ini sangat dibutuhkan masyarakat, apalagi di era pandemi ini salah satu pengobatan yang dianggap cukup ampuh yakni plasma convalescent, itu suatu sistem yang di mana orang yang sudah sembuh dari Covid-19," ujar JK usai serah terima rehabilitasi gedung Unit Donor Darah (UDD) dan peralatan laboratorium, serta penyerahan mobil unit transfusi darah dari Palang Merah Internasional ke PMI Sulteng di Markas PMI Palu, Sulteng, Senin (14/12/2020).

Selain itu, JK juga meminta kesiapsiagaan PMI dalam membantu menangani pandemi Covid-19. Sebab menurut dia, PMI dibutuhkan dalam keadaan darurat.

"Untuk itu para relawan harus selalu siap siaga," harap JK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tekan Angka Kematian

Sebagai informasi, plasma Convalescent adalah pengambilan darah dari pasien sembuh Covid-19 yang dilakukan oleh PMI untuk kemudian diberikan kepada pasien kondisi berat. Hal ini adalah upaya PMI bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman demi menekan tingkat kematian penderita Covid-19.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, menjelaskan, Plasma Convalescent diambil dari pasien yang dinyatakan sembuh sejak dua hingga empat pekan.

"Durasi ini karena dianggap plasma tersebut telah mengandung antibodi sangat baik untuk menetralisir virus," kata Amin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya