Survei SMRC: 42 Persen Lansia Bersedia Divaksin Covid-19

Survei juga memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi warga Jakarta dan Banten terhadap vaksinasi Covid-19 lebih rendah ketimbang daerah lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2020, 09:56 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 09:56 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat jumlah partisipasi masyarakat lanjut usia (lansia) terhadap program vaksinasi Covid-19 lebih besar dibandingkan dengan golongan muda.

Manajer Kebijakan Publik SMRC, Tati Wardi, menjelaskan keinginan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 lebih besar ditemukan di kalangan warga berusia lebih tua dibandingkan mereka yang lebih muda. Kecenderungan keinginan serupa ditemukan pula pada kaum pria, berpenghasilan lebih tinggi, dan tinggal di pedesaan.

"42% warga berusia lebih dari 55 tahun menyatakan bersedia mengikuti vaksinasi, sedangkan di usia lebih muda persentasenya lebih rendah, yakni di kelompok usia 41-55 yaitu 41%, di kelompok usia 26-40 (36%), dan di kelompok usia 25 tahun ke bawah yaitu 31%," kata Tati dalam keterangan pers, Minggu (27/12/2020).

Tati menyimpulkan, dari hasil survei tersebut kaum yang berusia tua lebih siap mengikuti program vaksinasi.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kaum yang berusia lebih tua lebih siap mengikuti vaksinasi, mungkin karena kesadaran bahwa mereka lebih rentan terkena Covid-19 dibandingkan kaum muda,” ungkap Tati.

SMRC juga menemukan faktor penghasilan, jenis kelamin, dan wilayah tempat tinggal berpengaruh terhadap kesediaan mengikuti vaksinasi. Survei menunjukkan 54% warga berpenghasilan lebih dari Rp 4 juta per bulan bersedia mengikuti vaksinasi, sementara hanya 30% warga berpenghasilan Rp 2 juta atau kurang per bulan yang bersedia.

"Sekitar 42% warga pria bersedia mengikuti vaksinasi, sementara hanya 32% perempuan yang bersedia. Demikian pula 41% warga pedesaan bersedia mengikuti vaksinasi, sementara hanya 32% warga perkotaan bersedia," kata Tati.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Partisipasi Warga Ibu Kota Rendah

PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang
Pedagang kaki lima melintasi mural bertemakan Imbauan Protokol Kesehatan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (25/10/2020). Gubernur DKI Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 8 November 2020. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sementara itu, dilihat dari perbandingan antar wilayah, warga di DKI ditambah Banten menunjukkan kesediaan paling rendah divaksinasi dibandingkan daerah-daerah lainnya. Hanya 14% warga DKI dan Banten yang menyatakan bersedia divaksinasi ketika vaksin sudah tersedia.

"Sementara di Jawa Tengah angkanya mencapai 33%, di Jawa Barat mencapai 42% dan di Jawa Timur mencapai 49%," ungkap Tati.

Sebab itu dia berharap sosialisasi vaksin terus dilakukan. Terutama di Jakarta dan Banten. Mengingat kata dia, dua daerah tersebut alami peningkatan kasus.

“Sosialisasi vaksinasi ini nampaknya harus lebih gencar dilakukan di DKI+Banten, mengingat di dua daerah ini sebenarnya tingkat penambahan jumlah penderita Covid-19 justru salah satu yang paling tinggi,” ujar Tati.

Diketahui survei nasional SMRC dilakukan pada 16–19 Desember 2020 melalui wawancara per telepon kepada 1202 responden yang dipilih secara acak (random). Margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.

 

Reporter: Intan Umbari/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya